Konten dari Pengguna

Eskalasi 'Passport Bros': Menggali Makna di Balik Protes Anti-Feminisme

Tresnaning Rahayu
Mahasiswa Magister Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada
22 Agustus 2023 15:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tresnaning Rahayu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi passport. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi passport. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Perlu kita ketahui saat ini dunia media sosial kembali diramaikan oleh kontroversi munculnya fenomena "passport bros". Istilah ini mengacu pada suatu gerakan di media sosial di mana beberapa pria membagikan foto-foto diri mereka dengan mengenakan paspor bepergian ke negara lain untuk menjalin hubungan/mencari pasangan (Gladio, 2023).
ADVERTISEMENT
Para pria ini percaya bahwa perempuan di negara Barat sudah dipengaruhi oleh feminisme, sehingga dirasa kurang cocok untuk dijadikan pasangan. Pria di wilayah negara bagian Barat mencari perempuan asing, yang kebanyakan dari negara berkembang yang mereka percaya lebih otentik, tradisional, dan penurut sehingga dapat menciptakan hubungan yang harmonis. Kebanyakan para pria ini memilih untuk pindah ke negara di Kawasan Asia Tenggara seperti Filipina, Thailand, atau negara-negara di Kawasan Eropa Timur untuk mencari pasangan (Devi, 2023).
Respons masyarakat di media sosial terhadap fenomena passport bros sangat beragam. Bagi pria yang memilih melakukan passport bros, memandang tindakan yang dilakukan sebagai cara untuk mengembalikan keseimbangan alami antara maskulin dan feminim, serta menghindari “kejahatan” perempuan Barat (Gladio, 2023).
ADVERTISEMENT
Namun, banyak pula pandangan yang menganggap tindakan ini sebagai respons terhadap isu-isu kesetaraan gender dan merupakan tindakan anti-kesetaraan yang muncul dalam gerakan feminisme. Perlu dicatat bahwa respons terhadap fenomena ini sangat bergantung pada pandangan dan pemahaman masing-masing individu terhadap isu-isu feminisme dan kesetaraan.
Eskalasi passport bros bukanlah gerakan pertama yang mempelopori protes anti-feminisme. Ketika isu kesetaraan gender semakin naik ke permukaan terutama di media sosial, counter narratives dan gerakan anti feminisme menjadi semakin banyak. Seperti contohnya “Men going the own way”, gerakan separatis yang mendorong pria untuk memisahkan diri dari perempuan dan dari masyarakat yang telah dipengaruhi oleh feminisme (Bates, 2020).
Di era yang semakin beragam dan inklusif, isu-isu feminisme dan kesetaraan gender telah mendapatkan perhatian yang semakin besar. Namun disisi lain, terdapat aliran pemikiran yang berlawanan dengan gerakan feminisme yang muncul dalam bentuk protes.
ADVERTISEMENT
Tindakan passport bros bisa dianggap sebagai bentuk tindakan perlawanan terhadap gerakan feminis. Di tengah momentum kesetaraan gender yang semakin meningkat, ada kelompok yang merasa tertantang atau terancam oleh perubahan yang digaungkan oleh feminisme.
Penting untuk kita dipahami bahwa passport bros tidak sekadar sebuah tindakan individual, melainkan juga refleksi dari sikap dan pandangan yang lebih luas. Fenomena ini menggambarkan adanya perlawanan terhadap perubahan dalam konstruksi gender dan peran tradisional pria dan perempuan. Dalam masyarakat yang masih memandang gender itu sebagai pengkotakan subkelas, tindakan seperti ini dapat dipandang sebagai upaya untuk mempertahankan status quo yang lebih nyaman bagi beberapa pihak.
Ilustrasi trend passport bros di media sosial. Sumber Foto : Tiktok/@digital_bromad
Lebih dari itu, fenomena passport bros menggambarkan eskalasi dalam pertempuran pandangan dan budaya yang lebih luas. Dalam dunia yang semakin terhubung, setiap tindakan bahkan hal kecil pun, dapat dengan cepat meluas menjadi gerakan atau protes yang lebih besar. Dalam hal ini, passport bros menjadi contoh bagaimana tindakan sederhana di dunia maya dapat berdampak pada dinamika sosial di dunia nyata.
ADVERTISEMENT
Pesan yang ingin disampaikan oleh para passport bros harus juga dilihat dalam kerangka respons terhadap perubahan sosial dan identitas gender. Seringkali kontroversi semacam ini mengungkapkan rasa tidak aman atau kekhawatiran terhadap perubahan dalam konsep-konsep yang sudah lama dipegang. Namun, perlu kita sadari perubahan-perubahan ini merupakan bagian alami dari evolusi masyarakat dan pandangan-pandangan tradisional harus terus diuji dan dievaluasi.
Dalam menghadapi eskalasi passport bros, penting bagi kita untuk melihat gambaran yang lebih luas. Ini bukan sekadar tindakan individu, melainkan juga bagian dari narasi yang lebih besar tentang perubahan gender, peran pria dan perempuan, dan dinamika kekuatan pria dalam masyarakat. Alih-alih hanya mengecam atau memahami tindakan ini secara dangkal, kita perlu memahami latar belakang dan makna yang lebih mendalam yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Eskalasi gerakan passport bros adalah refleksi dari berbagai isu yang berkaitan dengan gender, kesetaraan, dan perubahan budaya. Dalam menggali makna di baliknya, kita diingatkan akan konteks yang ada di masyarakat kita saat ini. Dalam menghadapinya, mari kita berusaha untuk merangkul dialog yang terbuka, saling mendengarkan, dan tetap mengedepankan penghargaan terhadap hak-hak dan perjuangan semua individu, tanpa memandang gender atau pandangan tertentu.