Konten dari Pengguna

Quranic Productivity: Menyelisik Makna Rezeki (2)

Tri Cahyo Wibowo
Instructor, Coach, Writer, Consultant of Productivity. Civil servant at Jakarta Productivity Development Center (Pusat Pengembangan Produktivitas Daerah Provinsi DKI Jakarta).
18 November 2022 10:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tri Cahyo Wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi harta. Sumber: www.pexels.com/Michael Steinberg
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi harta. Sumber: www.pexels.com/Michael Steinberg
ADVERTISEMENT
Quranic Productivity mengajak pembaca menggali nilai-nilai produktivitas yang terkandung di dalam Al-Qur'an.
ADVERTISEMENT

Berbagai Macam Jenis Rezeki

Allah SWT telah menetapkan rezeki seseorang hingga kelak dia wafat. Selama ia masih hidup maka Allah sudah menjamin rezeki tersebut.
Pada dasarnya ada beberapa jenis rezeki yang telah Allah terangkan di dalam Al-Qur’an. Pertama adalah rezeki yang telah dijamin oleh Allah sebagaimana telah disampaikan di Part 1 tulisan ini, yaitu di QS. Hud [11]: 6.
Kedua adalah rezeki karena usaha/ikhtiar yang dilakukan seseorang. Hal ini telah Allah sampaikan pada QS. An-Najm [53]: 39 di atas. Jenis rezeki berikutnya adalah rezeki karena bersyukur. Allah SWT berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌۭ ٧
Terjemahan: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim [14]: 7).
ADVERTISEMENT
Rasa syukur bisa menjadi sebab Allah tambahkan rezeki kepada kita dan sebaliknya ketika kita kufur/mengingkari nikmat, maka Allah telah menyiapkan balasan yang boleh jadi tak mampu kita tanggung jika kekufuran itu tidak kita taubati.
Keempat adalah rezeki yang tidak terduga. Allah menyampaikan hal ini pada akhir QS. Ath-Thalaq [65] ayat 2 hingga ayat 3:
{…} وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًۭا ٢ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَـٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍۢ قَدْرًۭا ٣
Terjemahan: {...} Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.
ADVERTISEMENT
Jenis rezeki yang kelima adalah rezeki yang Allah berikan karena kita beristighfar/memohon ampun kepada-Nya.
فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًۭا ١٠ يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًۭا ١١ وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَٰلٍۢ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّـٰتٍۢ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَـٰرًۭا ١٢
Terjemahan: maka aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu." (QS. Nuh [71]: 10-12).
Perluasan rezeki pun dapat Allah berikan karena pernikahan. Di luar sana banyak pihak yang menganggap pernikahan itu merupakan beban dan memberatkan padahal Allah sudah menjanjikan kecukupan dan kekayaan bagi mereka yang menikah karena Allah.
ADVERTISEMENT
وَأَنكِحُوا۟ ٱلْأَيَـٰمَىٰ مِنكُمْ وَٱلصَّـٰلِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَآئِكُمْ ۚ إِن يَكُونُوا۟ فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌۭ ٣٢
Terjemahan: Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui. (QS. An-Nuur [24]: 32).
Keenam ada rezeki yang Allah limpahkan tersebab karena adanya buah hati. Lagi-lagi beberapa pihak di luar sana banyak yang menganggap bahwa memiliki anak adalah hal yang merepotkan dan menghabiskan harta, padahal pada dasarnya anak yang telah Allah titipkan kepada setiap orang tua itu telah Allah jamin juga rezekinya, sehingga dengan keimanan dan ikhtiar yang tepat memiliki buah hati adalah sebuah “investas” dunia-akhirat yang sangat tinggi keutamaannya.
ADVERTISEMENT
۞ قُلْ تَعَالَوْا۟ أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًۭٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَـٰنًۭا ۖ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَوْلَـٰدَكُم مِّنْ إِمْلَـٰقٍۢ ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ ۖ وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلْفَوَٰحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ۖ وَلَا تَقْتُلُوا۟ ٱلنَّفْسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلْحَقِّ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ ١٥١
Terjemahan: Katakanlah (Muhammad), "Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan keji, baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti. (QS. Al-An’am [6]: 151).
ADVERTISEMENT
Terakhir, Allah akan luaskan rezeki bagi orang-orang yang gemar bersedekah.
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍۢ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍۢ ۗ وَٱللَّهُ يُضَـٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ ٢٦١
Terjemahan: Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah [2]: 261).
Setelah mengetahui betapa luas kesempatan yang Allah berikan untuk dapat meningkatkan rezeki maka kita harus senantiasa berikhtiar secara produktif dan professional tanpa melupakan keimanan yang senantiasa tetap harus menyala di dalam jiwa.