Konten dari Pengguna

Terancamnya Keseimbangan Ekosistem Akibat Penurunan Populasi Harimau Sumatera

Triadi Septiawan
Mahasiswa Tadris Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
10 Mei 2022 11:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Triadi Septiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : https://pixabay.com/id/photos/harimau-sumatera-harimau-sumatera-164905/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : https://pixabay.com/id/photos/harimau-sumatera-harimau-sumatera-164905/
ADVERTISEMENT
Pada 25 April 2022 lalu, tiga ekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ditemukan tewas oleh warga karena terkena jerat di area perkebunan HGU PT Aloer Timur di Desa Sri Mulya, Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur. Hal itu disampaikan oleh Kepala BKSDA Aceh yaitu Agus Irianto bahwa telah terjadi kematian tiga ekor harimau di hutan wilayah Aceh Timur. Hingga saat ini berita kematian tiga harimau Sumatera tersebut telah diselidiki dan Polres Aceh Timur telah menetapkan dua orang tersangka.
Kedua orang tersangka tersebut merupakan sekelompok orang yang berasal dari luar Aceh yang pada awalnya hanya memasang jerat untuk babi hutan di Kecamatan Peunaron. Alih-alih mendapatkan babi hutan namun, jerat tersebut telah menewaskan tiga harimau Sumatera. Kejadian ini tentunya sangat mengancam keberlangsungan hidup satwa dilindungi tersebut.
Harimau Sumatera merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi. Harimau Sumatera termasuk kategori Critically Endangered atau spesies yang terancam kritis dan berisiko tinggi untuk punah di alam liar. Hal ini diungkapkan menurut IUCN Red List of Threatened Species.
Berdasarkan kejadian tersebut bahwa manusia memang menjadi salah satu ancaman terbesar bagi keseimbangan makhluk hidup di hutan terutama bagi harimau Sumatera. Penurunan populasi harimau Sumatera didorong oleh hilangnya habitat akibat penebangan, perluasan perkebunan dan industri, perdagangan ilegal produk harimau, perburuan dan penjeratan. Berbagai ancaman tentu akan mengganggu keberlangsungan hidup satwa liar di hutan.
Harimau termasuk ke dalam hewan karnivora yang dalam ekosistem berada pada tingkatan trofik tersier atau trofik teratas. Harimau memiliki peranan dalam menjaga keseimbangan rantai makanan yang berada pada tingkatan trofik di bawahnya agar tetap stabil. Penurunan populasi harimau Sumatera tentunya akan berdampak pada keseimbangan ekosistem di dalam hutan tersebut. Populasi lain seperti babi hutan dan rusa yang berada pada trofik sekunder akan mengalami peningkatan dan mengganggu keseimbangan ekosistem dalam hutan. Peningkatan populasi tersebut disebut juga dengan trophic cascade.
Sumber : https://pixabay.com/id/photos/bepergian-indonesia-sumatera-hutan-5037862/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : https://pixabay.com/id/photos/bepergian-indonesia-sumatera-hutan-5037862/
Peningkatan populasi hewan pemakan tumbuhan atau herbivora seperti babi hutan dan rusa yang merupakan hewan dengan trofik sekunder akan berdampak pada hutan. Jika hewan herbivora yang menjadi makanan harimau berjumlah banyak, maka mereka akan membutuhkan tumbuhan atau pepohonan dalam jumlah yang banyak. Jika tumbuhan dimangsa sebagai sumber makanan mereka maka hutan akan kesulitan untuk tumbuh dan melakukan regenerasi dengan sempurna. Jika hutan tidak tumbuh maka kita sebagai makhluk hidup akan kehilangan produsen oksigen yaitu tumbuhan untuk kita bernapas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kehilangan harimau Sumatera di alam mengindikasikan bahwa ekosistem dalam hutan tersebut telah terganggu dan hutan telah mengalami perubahan fungsinya. Hutan yang berfungsi sebagai penyuplai oksigen di belahan bumi telah beralih fungsi untuk kepentingan hidup manusia semata. Kehilangan harimau Sumatera inilah yang membuat hutan tidak lagi menjadi pembatas bagi kehidupan satwa liar di hutan dengan kehidupan manusia.
Berdasarkan kejadian tersebut bahwa penurunan populasi harimau Sumatera pastinya akan berdampak pada keseimbangan ekosistem. Keseimbangan ekosistem sangat dibutuhkan bagi makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan, dan manusia. Keseimbangan ekosistem sangatlah bermanfaat bagi penyediaan kebutuhan sesama makhluk hidup. Sehingga sudah seharusnya kita menjaga hutan serta populasi harimau agar tepat lestari sehingga terwujudnya keseimbangan ekosistem di hutan.
ADVERTISEMENT