Konten dari Pengguna

Transformasi Tulisan Bahasa Arab ke dalam Lukisan Kaligrafi Kontemporer

Triana Rahma Wulandari
Seorang Pemelajar, menempuh pendidikan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
20 Juni 2024 18:36 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Triana Rahma Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

"Alih Wahana Diskusi Resonasi Budaya Islam dalam Sastra dan Seni Rupa"

ADVERTISEMENT
Salam Sastra, Salam Bahasa, Salam Budaya!
ADVERTISEMENT
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempercayai dan bekerja sama dengan civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang berkesempatan menjadi tuan rumah Pekan Kebudayana Nasional selama sepekan dari Jumat 20 Oktober—Sabtu 28 Oktober 2023.
Acara yang diselenggarakan memilih Danarto salah satu sastrawan Indonesia yang terkemuka lekat dengan seni dan sastra serta menganalisis ilustrasi dengan nilai keislaman. Karya-karya beliau yang ditampilkan dalam pekan kebudayaan nasional salah satunya puisi yang bertuliskan bahasa arab berbunyi Allah sebanyak 1000 kata lebih, pesan tersirat yang ingin disampaikan Danarto ialah sebagai manusia yang diciptakan Tuhan harus selalu wajib mengingatNya dan bagi orang yang membaca karyanya berarti mengajak orang tersebut berzikir kepadaNya.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menjabarkan ilmu yang sangat bermanfaat dan berkesan dari salah satu narasumber Pak Dr. Didin Sirojuddin, M.Ag sebagai Kaligrafer Internasional dan Pendiri Pondok Pesantren LEMKA di acara "Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional dalam Diskusi Resonasi Budaya Islam dalam Sastra dan Seni Rupa". Acara yang penulis hadiri dan simak, dimoderatori oleh Pegiat Literashinta AWCPH UI kak Sarah Monica. Pak Didin atau yang akrab disapa Pak Yai menyampaikan bahwa kaligrafi dianggap sebagai induk dalam karya sastra, Al-Qalam merupakan alat multimedia yang mengajarkan kita kepada pengetahuan, kaligrafi di zaman Nabi Musa a.s. pada mulanya hanya berkembang dua jenis kemudian seriring berjalannya waktu kaligrafi berkembang pesat menjadi lebih dari 400 jenis yang tersebar di dunia. Kaligrafi yang berkembang di dunia bukan semata sebagai skill, namun kaligrafi merupakan salah satu cabang ilmu yang ada metode, sebagai seni penghias apapun, filsafat karena memiliki latar belakang yang jauh dan memiliki alasan-alasan di dalamnya. Kaligrafi sendiri pun tentunya memiliki tujuan sebagai pengajaran karena dengan kaligrafi bisa digunakan untuk alat ilmu, mendidik keharusan, kesabaran, kreativitas, kebersihan, dan bisa digunakan sebagai penghasilan. Sebelum Islam, kaligrafi Arab tertua yang ada adalah kufi yang kaku karena berasal dari masa jahiliyah. Pengaruh Al-Quran yang menyebabkan semuanya berubah, karena seni itu memang cair dan fleksibel di luar fungsi keindahan. Seni rupa islam harus dilihat sebagai sebuah diskursus yang terus berkembang dan berubah menyesuaikan zaman, sehingga agak sulit untuk menafsirkan seni rupa islam karena itu adalah sebuah fenomena sosial melakui lensa fiqih, sebaiknya dilihat dari lensa tasawuf. Pemahaman kita sebagai manusia terkait seni rupa islam yang tidak hanya kaligrafi saja, karena seni islam dapat berupa bentuk yang berbeda-beda. Tulisan bahasa arab bisa menjadi indah sendiri bukan hanya mengacu pada Al-Quran saja, namun tekanan dalam seni rupa islam yang sangat besar sekali sehingga menjadi indah, memikik makna, dan membuat para penikmatnya menjadi takjub sekaligus haru. Kaligrafi merupakan lambang keindahan, sebagai seorang muslim maupun muslimah penting untuk menjaga prinsip dari keindahan ini karena dalam seni islam adalah seni untuk berpikir dan seni untuk berzikir. Oleh karena itu, kebudayaan tidak bergerak secara linear melainkan dinamis seiring zaman yang dilaluinya.
ADVERTISEMENT
Alih wahana dalam lukisan kaligrafi ini menunjukkan bahwa begitu luwesnya sastra dengan bahasa arab sekalipun karena alih wahana sendiri mencakup kegiatan penerjemahan, penyaduran, dan pemindahan dari satu jenis kesenian ke jenis kesenian lain. Wahana berarti kendaraan, jadi alih wahana adalah proses pengalihan dari satu jenis 'kendaraan' ke jenis kendaraan' lain. Sebagai 'kendaraan', suatu karya seni merupakan alat yang bisa mengalihkan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain. Wahana diartikan juga sebagai medium yang dipergunakan untuk mengungkapkan, mencapai, atau memamerkan gagasan atau perasaan. Jadi, pada intinya pengertian itu adalah pemindahan dan pengubahan. Dalam arti yang lebih luas, istilah ini bahkan juga bisa mencakup pengubahan dari berbagai jenis ilmu pengetahuan menjadi karya seni.¹ Bahasa Arab merupakan bahasa yang memiliki kaitan erat dengan agama Islam. Ia merupakan bahasa di mana Islam diturunkan dan juga bahasa yang digunakan sebagai pengantar wahyu al-Qur’an. Diakui atau tidak, dengan turunnya persinggungan antara Islam dengan bahasa Arab sangat membawa keuntungan yang besar bagi bahasa Arab, baik dari sisi ilmu tata bahasa, maupun dari sisi eksistensi bahasa Arab hingga saat ini.²
Contoh Kaligrafi Kontemporer oleh narasumber Pak Yai, hasil jepretan kamera gawai penulis.
Kaligrafi Kontemporer merupakan perpaduan antara lukisan dan kaligrafi itu sendiri. Para kaligrafer yang menggeluti jenis ini pasti membuat karya yang menarik untuk dipandang, mengeluarkan ide-ide terbaiknya utnuk menghasilkan karya yang haru dan menakjubkan seperti tulisan bahasa arab yang dimodifikasi menjadi bentuk pohon, rumah dan masih banyak lainnya.
ADVERTISEMENT
Pak Yai menjelaskan dengan sangat rinci, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti para audiens di dalam ruangan. Beliau memberikan beragam contoh dari beberapa jenis kaligrafi yang paling banyak diminati kaligrafer Indonesia, salah satunya adalah contoh kaligrafi kontemporer yang penulis abadikan dengan gawai tersimpan dalam album foto di galeri. Lantas, adakah kaitannya antara sastra bandingan bagian alih wahana dengan tulisan bahasa arab ke lukisan kaligrafi kontemporer? Tentunya saja sudah sangat Jelas ada. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa alih wahana adalah proses pemindahan dari wahana a ke wahana b, dan dalam hal ini penulis melakukan pengamatan secara garis besar terkait lukisan kaligrafi kontemporer yang sangat terkemuka di Indonesia sehingga para kaligrafer berlomba-lomba untuk belajar mendapatkan ilmu baru menuangkan ide guna berkarya melalui seni namun tetap ingat dengan tuhan dengan kitab suci yang dipelajarinya. Hasil dari simakan yang penulis lakukan, materi terkait kaligrafi berasal dari bahasa arab kemudian berkembang menjadi kaligrafi kontemporer yang banyak dicintai oleh kaligrafer khususnya di Indonesia. Hal ini selaras dengan Sastra bandingan yang masuk ke dalam Alih wahana karena pengalihan tulisan bahasa Arab menjadi seni lukisan kaligrafi kontemporer yang sangat indah membentuk karakter sesuai dengan keinginan kaligrafernya. Bahasa Arab bukan sekadar bahasa, kitab suci juga bukan sekadar bacaan yang berisi bahasa arab hanya bisa dilihat, dibaca ataupun didengar. Sekalipun tulisan bahasa arab seperti potongan ayat dalam surat yang ada di kitab suci Al-Quran bisa dituliskan melalui seni lukis islam Kaligrafi kontemporer yang mampu memanjakan netra karena estetika yang dihasilkan para kaligrafer untuk karya sastra islami melalui alih wahana dalam sastra bandingan yang ada.
ADVERTISEMENT
Apabila penulis melakukan kesalahan dalam pengetikan, mohon dimaafkan. Terima kasih sudah berkenan untuk membaca dan menyimak hasil tulisan penulis.🙏 Tinjauan Pustaka: Djko Damono Sapardi. 2018. Alih Wahana. Jakarta: PT Gramedia Utama Pustaka Andi Martina Kamaruddin, Lc., M.Si. Salindia Sejarah Perkembangan Bahasa Arab. #PBSIUINJakarta #PekanKebudayaanNasional #Sastra bandingan #AlihWahana #TulisanBahasaArab #KaligrafiKontemporer Kunjungi Instagram, kami: @novidiah @trianaarhm_ @pbsi.uinjkt @hmpspbsi_uinjkt @pekankebudayaannasional