Konten dari Pengguna

3 Cara Mengubah Diri ke Arah Positif

Tricky Tricky
Hello, Fellas! Semoga tulisan ini memberi manfaat bagi siapapun yang membacanya. Kalo belum? Coba lagi lain kali :)
18 Juli 2018 23:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tricky Tricky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mempunyai pemikiran yang positif (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Mempunyai pemikiran yang positif (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Melakukan perubahan diri tidak selalu harus menunggu momen besar seperti wisuda atau jika mau menikah. Justru sebagai manusia biasa, kita harus selalu bisa mengevaluasi diri setiap malam sebelum tidur misalnya atau mengevaluasi di pagi hari sebelum pergi kerja.
ADVERTISEMENT
Mengenai apa yang harus dilakukan, mengapa rekan kerjamu bersikap berbeda kemarin, pekerjaan apa yang belum diselesaikan. Dan hal-lain soal evaluasi diri sendiri.
Apalagi di masa kini ada banyak sekali ajakan berubah ke arah positif. Misalnya gerakan Pemuda Hijrah. Gerakan tersebut kalau dipikir-pikir malah menguras biaya karena harus menyesuaikan setelan.
Sebab selain perilaku, bagi mereka yang ingin berubah ke arah positif dengan hijrah misalnya. Memiliki baju keagamaan, memperbarui alat-alat ibadah, rajin datang ke acara kajian, membutuhkan budget yang lumayan.
Akan tetapi, jika dilakukan sepenuh hati kendala apapun tidak menjadi masalah. Yang penting kamu bisa berubah ke arah positif. Kesadaran berubah umumnya muncul saat kita tengah kehilangan orang terkasih.
Keinginan berubah ke arah positif juga kerap muncul saat kita sudah dihadapkan pada usia dewasa. Pada tahap tersebut sering muncul rasa malu jika masih lupa ibadah tepat waktu. Atau malu saat belum bisa berperilaku profesional.
ADVERTISEMENT
Untuk itulah dibutuhkan usaha serius agar perilaku kita berubah menjadi baik. Meski kelihatannya sulit, namun tidak ada yang tidak mungkin selama ada usaha serius. Misalnya dengan memulai tiga cara berikut:
1. Menerima Kritik
Ini sebenarnya bukan hal asing bagi kita yang sudah kuliah atau bekerja. Sebab secara teori, mau menerima kritik sudah kita pelajari di masa sekolah. Tepatnya di mata pelajaran mengenai pendidikan karakter dan agama.
Namun, nyatanya masih ada orang yang sulit menerima kritik. Apalagi jika orang tersebut sudah memiliki pencapaian besar. Bisa-bisa orang di bawahnya saat memberikan kritik hanya dianggap angin lalu.
Kalau memang kamu termasuk orang dengan capaian luar biasa hebat tapi masih mau menerima kritik, sudah barang tentu di mata orang sekitarmu kamu punya akhlak mulia. Dengan menerima kritik kamu sudah dianggap rendah hati serta menjadi teladan baik di lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
2. Menghindari Kesalahan di Masa Lalu
Namanya juga manusia, tidak terlepas dari salah. Seorang bijak pernah mengatakan jangan berlebihan menilai seseorang karena bisa jadi mereka yang saat ini salah di masa depan adalah yang paling mulia di sisi Tuhan.
Tapi jangan sampai pemikiran seperti itu membuatmu merasa aman mengulangi kesalahan di masa lalu, misalnya suka membohongi rekan kerja demi absen.
3. Berkarya Sesuai Passion, Minat, atau Bakat
Adanya kemungkinan orang berbuat khilaf juga karena dipaksa melakukan pekerjaan di bawah tekanan. Sehingga banyak orang melampiaskan stres dengan cara melanggar nilai sosial yang berlaku di masyarakat, misalnya mabuk-mabukan.
Untuk menghindari kesalahan di masa lalu, cobalah berkarya sesuai minat atau bakat diri yang dilakukan secara serius. Seperti hobi memasak yang dikembangkan dengan membuat kuliner inovasi sesuai tren makanan zaman sekarang.
ADVERTISEMENT