news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perasaan dan Logika yang Selalu Bertentangan

Trisha Emanuel
Mahasiswa Universitas Bina Nusantara, jurusan Mass Communication
Konten dari Pengguna
1 Januari 2022 14:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trisha Emanuel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hati dan pikiran yang bertentangan, Foto: pixabay.com/istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hati dan pikiran yang bertentangan, Foto: pixabay.com/istockphoto.com
ADVERTISEMENT
Pernahkah kalian merasa dilema dalam mengambil sebuah keputusan yang tepat? Sering kali kita terjebak oleh dilema untuk mengambil keputusan yang tepat. Hal tersebut karena adanya sesuatu yang selalu bertentangan timbul dari pikiran dan perasaan kita. Oleh sebab itu, kita merasa dilema dan sulit mengendalikan diri. Terutama pada masa remaja karena usia tersebut perlu adanya bimbingan untuk menghindari perasaan labil agar sebuah tindakan yang dilakukan dapat terarahkan.
ADVERTISEMENT
Beberapa dari kita pasti pernah mengalami situasi seperti itu. Dalam kehidupan sehari-hari kerap kali kita sulit untuk memilih dalam mengambil keputusan dengan mengikuti kata pikiran atau hati. Kedua hal tersebut memang selalu terjadi di waktu yang bersamaan ketika kita ingin melakukan tindakan. Dimana jika kita mengikuti kata pikiran maka hal-hal yang muncul lebih mengarah pada berpikir logis sebaliknya apabila mengikuti kata hati maka lebih mengabaikan pikiran logis.
Mungkin beberapa dari kita ada yang mengikuti kata hati dan ada juga yang mengikuti kata pikiran karena biasanya ada perbedaan pola berpikir antara laki-laki dan perempuan dalam mengambil keputusan yang tepat. Hal itu adanya perbedaan pola berpikir strategi dalam pengambilan keputusan sehingga berpengaruh terhadap hasil yang diputuskan. Seperti yang kita lihat biasanya perempuan dalam mengambil keputusan cenderung cepat menyimpulkan sesuatu dengan mengikuti kata hati atau perasaan mereka. Sebaliknya, laki-laki lebih mengikuti kata pikiran yang mengandalkan logika.
ADVERTISEMENT
Misalnya, seorang perempuan yang mengikuti kata hati atau perasaan mereka untuk meminum kopi, tetapi dalam pikirannya bertentangan dengan perasaan. Perasaan yang timbul hanya karena keinginan semata-mata saja meskipun dampaknya dapat membahayakan kesehatan tubuhnya. Berbeda dengan laki-laki, akan memunculkan pikiran logis untuk meminum kopi karena terdapat alasan tertentu untuk menjalankan aktivitas yang lebih produktif. Walaupun laki-laki merupakan orang yang cenderung mengambil keputusan berdasarkan logika, namun penilaian laki-laki cenderung lebih subjektif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perempuan cenderung cepat mengambil keputusan dengan mengikuti kata hati mereka sedangkan laki-laki lebih mengandalkan logika.
Hati dan pikiran kita seolah-olah sebagai dua penasehat, tetapi berbeda pendapat. Mereka memainkan perannya dengan pola strategi yang berbeda. Salah satunya adalah perbedaan ungkapan kata dari hati dan pikiran kita. Jadi, walaupun hati dan pikiran berbeda tetapi mereka tetap saling memberikan pengaruh. Hal yang harus diperhatikan adalah hati berpikir secara emosi. Dimana mengungkapkan perasaan yang tidak mungkin bisa digambarkan secara logis sedangkan pikiran lebih cenderung secara rasional dan praktis.
ADVERTISEMENT
Apa yang terjadi jika pikiran dan hati tidak sinkron?
Bila hati yang lebih dominan maka efeknya terhadap seseorang hanya mempermalukan diri sendiri karena terlalu menuruti emosinya. Seseorang seperti ini biasanya akan memiliki karakter yang sangat emosional, over reactive, dan moody. Positifnya, seseorang dengan karakter ini sangat peka oleh sekitarnya dan memiliki kemampuan berempati tinggi.
Bila logika yang lebih dominan maka orang tersebut akan mendapat cap sebagai seorang keras kepala dan dingin. Malah dalam beberapa ajaran agama tertentu akan dianggap sekuler. Seseorang dengan karakter seperti ini memiliki kepala dingin dan tidak mudah terbakar emosi. Saat adu argumen, ia mampu membalikkan argumen dengan sangat baik karena kemampuan nalarnya yang tinggi. Sisi negatifnya, orang tersebut menjadi keras kepala karena menganggap hanya logikanya yang selalu benar. Tanpa disadari hal itu menimbulkan sikap selalu ingin menang sendiri sehingga akhirnya berkembang menjadi egois. Maka dari itu, seseorang yang seperti ini susah berempati terhadap sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Cara untuk membuat hati “akur” dengan pikiran salah satunya adalah mencari atau membuat waktu khusus untuk menyendiri dan memikirkan masalah-masalah yang sedang dihadapi. Secara alami, hati akan memberi reaksi-reaksi emosional dan logika dengan sendirinya. Bahkan berusaha meredam ledakan-ledakan emosi yang berlangsung sehingga pada titik tertentu akan tercapai kondisi tenang dalam pikiran dan hati.
Bagaimana caranya?
Melansir Science Daily, cara menenangkan hati dan pikiran dapat dilakukan dengan cara mendengarkan suara alam. Para peneliti di Brighton dan Sussex Medical School (BSMS) menemukan bahwa mendengarkan ‘suara alam’ memengaruhi sistem tubuh untuk mengendalikan sistem saraf otonom yang tidak stabil. Hal ini bertujuan agar sebuah keputusan yang diambil sejalan dengan kata pikiran dan hati mereka. Oleh sebab itu, ketika hati mulai memberi reaksi-reaksi emosional saat nya kita menggunakan pikiran untuk meredam agar ledakan emosi tidak perlu sampai terjadi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menarik napas panjang sebanyak paling tidak tiga kali saat diri kita mulai dikuasai emosi. Cara ini biasanya mujarab untuk menenangkan pikiran karena oksigen yang dihirup akan “menyegarkan” pikiran.
ADVERTISEMENT
Apa yang terjadi jika hati dan pikiran sinkron?
Seseorang akan cenderung menghadapi masalah dengan kepala dingin tetapi tetap dapat berempati sehingga memudahkannya dalam mengambil keputusan atau alternatif yang dapat memuaskan semua pihak.
References
Fiona, D. (2021, April 25). Anti Stres, Ikuti 17 Cara Menenangkan Pikiran Berikut! Retrieved from orami.co.id: https://www.orami.co.id/magazine/cara-menenangkan-pikiran/
Pratiwi, R. (2021, Februari 23). Ini Perbedaan Cara Berpikir Perempuan dan Laki-laki. Retrieved from hellosehat.com: https://hellosehat.com/mental/hubungan-harmonis/perbedaan-cara-berpikir-perempuan-dan-laki-laki/
Tiraswati, D. M. (2021, Juni 22). Ketika Hati dan Pikiran Tak Sejalan. Retrieved from tiraswati.net: https://www.tiraswati.net/berita/detail/ketika-hati-dan-pikiran-tak-sejalan
Widowati, U. (2015, Agustus 2). Tanda-tanda Orang yang 'Berpikir' dengan Hati. Retrieved from cnnindonesia.com: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150730094925-277-69021/tanda-tanda-orang-yang-berpikir-dengan-hati