Dampak PJJ Saat Pandemi COVID-19 terhadap Murid Sekolah

Tasya Annisa Salsabila
Saya adalah seorang mahasiswi Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta yang sangat menyukai menulis dan sedang proses belajar juga, jadi mohon bantuannya.
Konten dari Pengguna
25 Februari 2022 12:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tasya Annisa Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
gambar pribadi
zoom-in-whitePerbesar
gambar pribadi
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 sudah memasuki negara kita selama kurang lebih 2 tahun lamanya. Dan selama itu pula, kita mengalami banyak sekali perubahan yang terjadi sekitar kita. Perubahan yang terjadi salah satunya adalah tidak biasanya beraktivitas secara bebas diluar ruangan demi mengurangi angka penyebaran atau penularan Covid-19 yang memang sangat mudah terjadi.
ADVERTISEMENT
Aktivitas yang tidak bisa dilakukan secara bebas jelas berdampak pada berbagai faktor. Salah satunya faktor pendidikan. Sekolah yang biasanya menjadi tempat semua anak mencari ilmu secara langsung atau tatap muka terpaksa dihentikan dan dirubah menjadi sistem pembelajaran jarak jauh atau yang disebut dengan PJJ. Pembelajaran jarak jauh dilakukan di rumah masing-masing dengan menggunakan media yang ada.
Yang semula bertemu secara langsung dengan para guru, kini semua murid hanya bisa mengikuti pembelajaran melalui online dan hanya mendengarkan tanpa adanya interaksi secara langsung. Hal tersebut juga menciptakan dampak pada murid, yaitu :
1. Tidak meratanya penerimaan ilmu
Tidak meratanya penerimaan ilmu dapat terjadi pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena kondisi murid yang berbeda-beda. Ada sebagian murid yang memang kurang mampu secara finansial sehingga tidak memiliki teknologi atau media yang dapat digunakan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh ini, sehingga mengakibatkan tidak dapat mengikuti semua rangkaian pembelajaran yang ada. Hal tersebut tentu bisa diartikan bahwa PJJ membuat tidak meratanya penerimaan ilmu.
ADVERTISEMENT
2. Kurangnya kondusif pada pembelajaran
Jarak yang ada, dan berbagai kendala seperti tidak adanya sinyal membuat pembelajaran yang terjadi kurang kondusif. Ditambah lagi dengan suasana rumah yang terkadang sangat mengganggu selama jam pembelajaran berlangsung.
3. Pudarnya cakap bicara
Akibat dari pembelajaran jarak jauh juga berdampak secara individu pada murid, terutama dalam faktor bersosialisasi dan berbicara. Lamanya tidak bertemu teman atau para guru, membuat pudarnya cakap bicara pada mereka. Yang semula sering berbicara berubah menjadi sedikit kurang percaya diri atau bahkan takut untuk memulai karena terbiasa tidak bertemu.
Dikatakan pula oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim pada saat rapat kerja dengan Komisi X DPR RI hari Senin (23/8/2021) ,
ADVERTISEMENT
“Learing loss pada anak sudah terlalu kritis. Segera mungkin, kita harus membuka kembali pembelajaran secara langsung dengan protokol kesehatan yang cukup ketat.”
Oleh sebab itu, kita semua berharap bahwa kasus covid-19 agar segera terselesaikan dan semua aktivitas yang dahulu bebas kita lakukan termasuk sekolah akan kembali bisa dirasakan. Karena, makin lama nya pembatasan aktivitas sekolah akan berdampak buruk pada kualitas murid. Di mana nantinya akan menjadi sebuah ancaman untuk kemajuan dan kualitas generasi muda kedepannya.