Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Stres Akut pada Mahasiswa: Tantangan dan Strategi Pengelolaan
15 Desember 2024 15:33 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Tubagus Habibie Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kuliah adalah perjalanan penuh tantangan. Di balik senyum ceria dan kesibukan kampus, banyak mahasiswa yang diam-diam berjuang melawan stres akut—sebuah kondisi psikologis yang dapat berdampak pada kesehatan mental, fisik, dan performa akademik mereka.
ADVERTISEMENT
Mengapa Stres Akut Terjadi?
Stres akut sering kali disebabkan oleh kombinasi tekanan akademik, tuntutan sosial, dan ekspektasi pribadi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa kedokteran adalah salah satu kelompok yang paling rentan terhadap stres berat. Sebanyak 73% dari mereka mengalami tingkat stres berat, yang terutama dipicu oleh ujian yang berulang, banyaknya materi yang harus dikuasai, dan kurangnya waktu untuk relaksasi (Azizah et al., 2023, hlm. 176).
Tanda-tanda Stres yang Perlu Diperhatikan
Gejala stres tidak selalu terlihat jelas, tetapi beberapa tanda berikut dapat menjadi alarm:
1. Kehilangan motivasi: merasa berat untuk menyelesaikan tugas atau menghadiri kelas.
2. Masalah fisik: seperti sakit kepala, kelelahan, hingga penurunan berat badan.
3. Gangguan emosional: mudah marah, cemas, atau merasa sedih tanpa alasan jelas.
ADVERTISEMENT
Dampak Stres pada Prestasi Akademik
Tingkat stres yang tinggi memiliki dampak langsung pada kemampuan mahasiswa untuk fokus dan memahami materi kuliah. Penelitian menemukan bahwa ada korelasi signifikan antara tingkat stres berat dengan pencapaian akademik yang rendah (p=0,03) (Azizah et al., 2023, hlm. 176).
Strategi Pengelolaan Stres
Meski tekanan tinggi sulit dihindari, ada banyak cara yang dapat dilakukan mahasiswa untuk mengelola stres akut:
1. Manajemen waktu yang efektif: susun jadwal belajar yang realistis dengan jeda istirahat.
2. Dukungan sosial: cerita kepada teman, keluarga, atau konselor bisa membantu meredakan stres.
3. Aktivitas relaksasi: yoga, meditasi, atau sekadar berjalan-jalan di taman bisa menenangkan pikiran.
4. Pendekatan kolaboratif: belajar kelompok atau metode peer-teaching terbukti meningkatkan pemahaman sekaligus mengurangi tekanan (Azizah et al., 2023, hlm. 182).
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Stres akut memang menjadi tantangan besar bagi mahasiswa, tetapi itu bukan akhir dari segalanya. Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari lingkungan sekitar, kamu bisa melewati masa-masa sulit ini dan tetap berprestasi. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika merasa kewalahan. Ingat, kamu tidak sendirian dalam perjalanan ini.
Referensi
Azizah, N. H., Kusumawati, A., Budi, Y. H., & Qoimatun, I. (2023). Tingkat stres dan pencapaian kompetensi mahasiswa program profesi dokter: Penelitian kuantitatif dan kualitatif. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 19(2), 173-184.