Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
10 Jenis Batik Khas Yogyakarta, Mulai dari Parang Rusak hingga Kawung
2 Oktober 2020 13:23 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebagai generasi muda, kita wajib melestarikan dan mengenal jenis-jenis batik di Indonesia agar tidak diambil oleh negara lain. Hal ini karena batik menjadi aset negara yang berharga.
Salah satunya jenis batik di Yogyakarta . Yogyakarta selalu memiliki motif yang menjadi ciri khas tersendiri dan tidak dijumpai pada kain batik lainnya.
Berikut macam-macam jenis batik di Yogyakarta yang harus kamu tahu.
1. Batik Ciptoning
Salah satu motif batik ini biasanya dipakai untuk menghadiri acara resmi. Sebagian besar, motif batik ini sering dipakai oleh orang-orang kerajaan zaman dulu dalam mengatur negara.
Batik motif Ciptoning ini memiliki unsur gurdo, parang, dan wayang sebagai simbol kebijaksanaan. Dengan harapan, batik ini mampu membawa kesan berwibawa, sopan, bijaksana, dan memiliki tata Krama yang baik bagi para pemakainya.
ADVERTISEMENT
2. Batik Pamiluto
Motif batik Pamiluto umumnya dipakai ketika melangsungkan pertunangan. Kata pamilut sendiri artinya perekat atau tertarik.
Hal ini sama seperti makna dari motif batik ini adalah sebagai pengikat antara calon pengantin, sehingga mereka bisa berhubungan baik sampai pada waktu pernikahan tiba. Unsur motif batik ini terdiri dari truntum, parang, ceplok, dan lainnya.
3. Batik Wahyu Tumurun
Motif batik satu ini merupakan batik yang khusus dipakai dalam acara tradisi orang Jawa yaitu Temu Manten dan acara lain yang kental dengan adat Jawa. Batik ini memiliki makna yaitu agar pengantin baru tersebut senantiasa mendapat anugerah dan dikaruniai keturunan yang soleh.
Selain itu, ada juga Motif Batik Wahyu Tumurun. Motif batik ini hampir sama dengan motif batik sebelumnya, hanya saja batik motif ini lebih bersifat umum dan bisa dipakai masyarakat untuk menghadiri acara informal maupun formal. Batik ini sudah dikenal sejak tahun 1480 di wilayah Yogyakarta, dan menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di setiap daerah, ornamen hias yang ada di dalam Batik Wahyu Tumurun ini terdiri telah mengalami perkembangan dan perubahan yang bervariasi. Namun untuk batik khusus di Yogyakarta biasanya menggunakan motif dari burung merak.
Sesuai dengan motifnya, batik ini menyiratkan kebahagiaan dan keharmonisan dalam kehidupan berkeluarga yang langgeng.
4. Batik Parang Rusak Barong
Motif batik yang satu ini merupakan cikal bakal dari semua motif parang. Selain berkembang di Yogyakarta, motif batik parang rusak barong ini juga dikembangkan di Surakarta. Namun tentu ada beberapa hal yang membedakan antara keduanya.
Filosofi dari motif batik ini terbilang cukup sakral, sehingga jangan sampai salah pakai menggunakan batik ini di sembarang acara. Konon katanya, batik ini tidak boleh digunakan dalam sebuah acara pernikahan, karena akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan sang pengantin.
ADVERTISEMENT
Unsur ornamen hias dalam batik ini menggambarkan kekuasaan dan senjata, dengan harapan siapapun yang memakai batik ini bisa mendapatkan kekuatan yang lebih.
5. Batik Sidomukti
Batik yang berasal dari Yogyakarta ini merupakan motif batik khas dari keraton. Sesuai dengan namanya Sidomukti yaitu sejahtera dan mulia, diharapkan orang yang memakai batik ini dapat mencapai kebahagiaan, kesejahteraan lahir batin, dan selalu berkecukupan. Motif batik yang terbuat dari soga alam ini, biasanya digunakan untuk acara pernikahan adat Jawa yang sakral seperti siraman, ijab, dan lain-lain. Sebagai informasi, batik yang berawalan dengan kata Sido memiliki arti sebagai bentuk pengharapan agar cita-cita dan doa dapat terkabul.
6. Batik Kawung
Batik khas Yogyakarta memiliki makna yang dekat dengan kehidupan kerajaan sehingga tidak sembarang orang bisa memakainya. Motif batik ini digambarkan dengan empat buah bulatan lonjong menyilang. sebagian besar motif batik ini menggunakan ragam hias dengan pola geometris.
ADVERTISEMENT
Bulatan lonjong ini merupakan penggambaran dari buah Kawung atau kolang-kaling yang dikenal oleh masyarakat luas. Filosofi yang terkandung dalam batik ini adalah keadilan dan keperkasaan. diharapkan melalui motif ini seorang raja dapat menjadi pemimpin sekaligus pelindung bagi rakyatnya.
Tidak hanya itu, ternyata motif Kawung ini juga menggambarkan sesuatu yang suci dan murni.
7. Batik Ceplok Kasatrian
Pengulangan bentuk dasar geometris seperti segi empat, empat persegi panjang, oval atau bintang menjadi sekuntum bunga menjadi ciri khas batik motif ceplok kasatrian. Kain batik motif ini biasanya digunakan untuk kain kirab pengantin.
Dalam praktiknya batik motif ceplok kasatrian ini sebagian besar menggunakan unsur meru, gurda, dan parang yang dapat memberikan kesan gagah bagi si pemakai.
ADVERTISEMENT
8. Batik Slobog
Batik dengan motif kotak-kotak yang membentuk segitiga ini menjadi ciri khas batik Slobog. Kain batik yang khas dengan unsur geometris jenis ini umumnya digunakan dalam acara pelantikan pejabat ataupun melayat.
Filosofi yang terkandung dalam batik ini menggambarkan harapan agar arwah orang yang meninggal dapat dimudahkan jalannya menghadap Tuhan Yang Maha Esa dan bagi keluarga yang ditinggalkan dapat ikhlas. Tidak hanya itu, motif batik Slobog juga melambangkan agar seornag pemimpin selalu diberi kemudahan dan kelancaran dalam mengemban semua tugas dan tanggung jawabnya.
9. Batik Semen
Jenis batik yang satu ini memiliki makna kesuburan dan kemakmuran yang dekat dengan alam semesta. Biasanya motif semen mengusung gambar tentang kekayaan hidup manusia. Ornamen hias batik tersebut meliputi tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan baik di darat, udara, maupun di air.
ADVERTISEMENT
Sama dengan batik motif parang, motif semen ini juga masuk dalam daftar motif larangan.
10. Batik Nitik
Jenis Batik Nitik asal Yogyakarta ini merupakan ragam hias dengan bentuk yang melambangkan keanekaragaman seperti daun, sulur, dan bunga. Semua itu akan membentuk pola geometris dan sepintas terlihat seperti hasil tenunan.
Batik nitik dibuat dengan teknik dobel ikat yang dikenal dengan "Patola" atau "Cinde". Dalam proses pembuatannya Batik Yogyakarta jenis ini lebih banyak menggunakan warna coklat, putih, dan biru.
Sejak tahun 1950 sampai saat ini, pembuatan jenis batik Nitik masih lestari tepatnya di Desa Wonokromo dekat Kotagede.
Sama seperti jenis batik lainnya batik Nitik juga memiliki arti dan makna, salah satunya jenis batik Nitik cakar. Biasanya batik jenis ini digunakan pada saat upacara perkawinan. Hal ini dimaksudkan agar pasangan yang menikah dapat mencari nafkah seperti ayam yang pandai mencari makan dengan cakarnya. (Benedikta Dinda)