Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
10 Pernyataan Sikap Pelajar di Yogyakarta yang Turun ke Jalan
20 Oktober 2019 23:22 WIB
ADVERTISEMENT
Dua aksi #GejayanMemanggil pada Senin (23/9/2019) dan (30/9/2019) yang diinisiasi Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) terbukti mampu menarik massa dari beragam kalangan. Mereka berbondong-bondong datang ke simpang tiga Jalan Gejayan untuk menyuarakan aspirasi demi sebuah harapan, perbaikan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketika #GejayanMemanggil2, ada pemandangan berbeda dari #GejayanMemanggil1 tatkala para pelajar dari berbagai sekolah di Yogyakarta ikut turun ke jalan.
ADVERTISEMENT
Setelah aksi itu, para pelajar tersebut kemudian membuat sebuah gerakan. Mereka menamainya Gerakan Pelajar Yogyakarta (GPY) dan masih menjadi bagian dari ARB. Oleh karena itu, GPY turut dalam barisan untuk menyuarakan sembilan tuntutan yang telah disepakati pada aksi #GejayanMemanggil2.
"GPY hadir untuk merespons keadaan politik Indonesia saat ini dan sebagai bentuk nyata dari pergerakan pelajar Yogyakarta itu sendiri," demikian bunyi salah satu unggahan dalam akun @gerakanpelajaryogyakarta, Kamis (17/10/2019).
Sebagai langkah pertama, mereka mengadakan aksi di Bundaran UGM, Minggu (20/10/2019). Pada kesempatan itu, mereka menyuarakan isu-isu seperti tewasnya lima massa aksi demonstrasi di beberapa daerah di Indonesia baru-baru ini, pembungkaman hak demokrasi oleh negara terhadap kaum pelajar, dan kebebasan berpendapat.
ADVERTISEMENT
"Kami melakukan aksi ini untuk mengecam negara yang merepresi kelima massa aksi itu serta menolak revisi UU KPK. Masih ada lagi isu yang kami angkat, seperti RKUHP dan militerisme di Papua," tutur Aci (bukan nama asli) Humas aksi tersebut, ketika ditemui di lokasi kegiatan.
Pada aksi sore itu, GPY menyatakan 10 sikap sebagai berikut:
1) Menentang segala bentuk pembungkaman hak demokrasi dan tindak represif dari pemerintah melalui Mendikbud, Menristekdikti, dan segenap aparatus negara kepada pelajar mahasiswa serta seluruh elemen masyarakat.
2) Menuntut keadilan bagi kawan-kawan kami yang menjadi korban dari tindak kekerasan aparat.
3) Menuntut pemerintah menangkap serta mengadili oknum aparat yang melakukan tindakan represi dan kekerasan kepada rakyat yang turun aksi.
ADVERTISEMENT
4) Membebaskan para aktivis pro-demokrasi.
5) Menuntut pemerintah segera mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.
6) Menuntut pemerintah dengan segera mengatasi dan mengadili pelaku kebakaran hutan dan lahan serta mengungkap dalang di baliknya kepada publik.
7) Mendesak Presiden menerbitkan Perppu terkait UU KPK dan UU Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan.
8) Merevisi pasal-pasal yang dianggap bermasalah dalam RKUHP dan meninjau ulang pasal-pasal tersebut dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
9) Menolak RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, RUU Keamanan dan Ketahanan Siber, dan RUU Minerba.
10) Tuntaskan kasus pelanggaran HAM dan HAM berat serta adili pelaku kejahatan HAM.
Dalam aksi itu, para peserta juga menyalakan lilin seraya bernyanyi lagu Darah Juang dan memanjatkan doa untuk kelima massa aksi yang telah gugur tersebut. (Dionysius)
ADVERTISEMENT