12 Kelurahan di Gunungkidul Kantongi SK Desa Wisata

Konten Media Partner
22 Oktober 2020 13:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nglanggeran, Gunungkidul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja.
zoom-in-whitePerbesar
Nglanggeran, Gunungkidul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 12 Kelurahan telah mengantongi Surat Keputusan (SK) Desa Wisata dari Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. Dan belasan kalurahan lain masih berstatus sebagai Rintisan Desa Wisata sehingga membutuhkan dampingan dari Dinas Pariwisata.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan 12 Kalurahan telah mendapat SK dari Bupati Gunungkidul sebagai Desa Wisata. Ketika mendapatkan SK Bupati sebagai Desa Wisata berarti sudah melalui ketentuan sesuai perda 5 tahun 2013 tentang penyelenggaraan kepariwisataan.
"Mereka sudah dianggap layak sesuai ketentuan penyelenggaraan pariwisata," ujar Harry, Kamis (22/10/2020).
Harry menyebut 12 desa wisata berada di 10 kapanewon yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten Gunungkidul. 12 Desa Wisata tersebut adalah Ngestirejo Kapanewonan Tanjungsari, Bleberan Kapanewonan playen, Nglanggeran Kapanewonan patuk, Beji Kapanewonan Patuk, Putat Kapanewonan Patuk.
Kemudian Kampung Kapanewonan Ngawen, Pampang Kapanewonan Paliyan, Pacarejo Kapanewonan Semanu, Umbulrejo Kapanewonan Ponjong, Ngalang Kapanewona Gedangsari, Girisuko Kapanewonan Panggang dan Desa Mulo Kapanewonan Wonosari. Masing-masing Desa memiliki keunikan tersendiri.
ADVERTISEMENT
"12 Desa wisata tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi kesejahteraan terhadap masyarakat setempat,"harapnya.
Oleh karena itu untuk memacu pertumbuhan desa desa wisata yang ada di kabupaten Gunungkidul termasuk desa wisata Rintisan Dinas Pariwisata berupaya melakukan pendampingan. Pendampingan tersebut diawali dengan beberapa pelatihan yang ditujukan kepada pengelola desa wisata.
Kepala Seksi Daya Tarik Obyek Wisata Dinas Pariwisata Gunungkidul, Aris Sugiyantoro mengatakan di Gunungkidul ada 29 Desa wisata dengan berbagai kategori. Pihaknya berupaya meningkatkan kapasitas pengelola desa wisata dengan berbagai pelatihan dan pendampingan.
Tahun ini sebenarnya akan ada 10 pelatihan tata kelola destinasi wisata. Namun karena pandemi corona belum berakhir maka akan dipangkas menjadi 6 pelatihan. Dari 6 pelatihan itu akhirnya 2 item harus dibatalkan karena persoalan teknis.
ADVERTISEMENT
"Pelatihan paralayang batal karena cuaca dan harus dilaksanakan di Gunungkidul," paparnya.