15 Fakta soal Kerusuhan di Penajam Paser Utara

Konten Media Partner
18 Oktober 2019 9:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana saat ricuh di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana saat ricuh di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menyebabkan ratusan bangunan terbakar. Tak hanya itu, sejumlah sekolah pun sempat diliburkan akibat kerusuhan ini. Walaupun telah dinyatakan kondusif, sejumlah personel keamanan tetap dikerahkan untuk menjaga kondusifitas.
ADVERTISEMENT
Berikut ini adalah 15 fakta soal kerusuhan yang terjadi di Penajam Paser Utara
Polda Kaltim mengungkapkan bahwa kerusuhan ini bermula dari adanya anggota keluarga salah satu kelompok yang dikeroyok hingga tewas. Walaupun pelaku sudah diamankan, rupanya hal ini tidak meredakan amarah kelompok tersebut.
Sebelumnya, Rn (18) dan Ch (19), merupakan korban pengeroyokan yang berujung penikaman di Pantai Nipah-nipah. Keduanya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Sayangnya, nyawa Ch tak dapat diselamatkan lantaran luka tusuk di bagian perut. Sedangkan nyawa Rn (18) masih tertolong, walau mengalami luka di pinggang kiri.
Setelah menikam Rn dan Ch, pelaku lantas melarikan diri ke Balikpapan. Namun, personel Sat Reskrim Polres Balikpapan langsung melakukan pengejaran terhadap pelaku dan teman-temannya.
ADVERTISEMENT
Bupati Penajam Paser Utara, Abdul Gafur Masud, menduga kerusuhan yang terjadi di Penajam Paser Utara sengaja dimunculkan oleh pihak tertentu. Menurutnya, ada pihak yang tidak senang jika Penajam Paser Utara menjadi calon ibu kota baru.
Ia mengatakan bahwa sehari sebelumnya, sudah ada kesepakatan damai. Sayangnya, warga terprovokasi oleh pihak tertentu dan menyebabkan kerusuhan pecah di Pelabuhan.
Rabu (16/10/2019) Pukul 13.00 WITA, sekitar 100 orang datang ke Pelabuhan Kariangau. Massa rupanya juga membawa senjata tajam. Ratusan orang ini hendak melakukan aksi unjuk rasa terkait terjadinya peristiwa penikaman yang melibatkan kelompoknya sebagai korban.
Tak hanya membawa senjata tajam, massa juga membakar pelabuhan. Pos loket tiket kapal klotok di pelabuhan dibakar oleh massa. Tak hanya itu, api pun turut menjamah ratusan bangunan di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Mengetahui adanya perusakan fasilitas publik, Kapolres Penajam Paser Utara, AKBP Sabil Umar dan Kapolres Paser, AKBP Roy Satya Putra turun tangan. Mereka melakukan mediasi dengan massa. Sayangnya, tidak ada kata sepakat dalam mediasi ini.
Kapolda Kalimantan Timur, Irjen Priyo Widyanto, tiba di lokasi dan langsung lakukan komando kendali situasi. Hingga situasi sudah terkendali
Akibat dari kerusuhan ini, 3 sekolah terpaksa diliburkan. Ketiga sekolah tersebut adalah SDN 001 Penajam, SDN 025 Penajam, dan SMPN 1 Penajam. Hal ini dikarenakan ketiga sekolah tersebut berada di ring 1 lokasi kejadian.
Walaupun telah dinyatakan kondusif, sebanyak 600 personel brimob dikerahkan ke Penajam Paser Utara. Hal ini bertujuan untuk menjaga suasana kondusif di Penajam. Tak hanya untuk pengamanan saja, ratusan personil brimob dikerahkan untuk pelayanan. Ratusan personel brimob ini berasal dari 3 daerah yang berbeda yaitu BKO Brimob Kalimantan Selatan, BKO Brimob Kalimantan Tengah, dan BKO Brimob Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Pasca-ricuh di pelabuhan penyeberangan Penajam–Balikpapan, Rabu (16/10/2019) kemarin, pelabuhan Kariangau, Balikpapan sempat berhenti beroperasi. Namun, Kamis (17/10/2019) pelabuhan yang menghubungkan kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sudah beroperasi seperti biasa.
Ratusan bangunan, rumah dan sekolah dibakar oleh massa. Total, 157 bangunan ludes terbakar di tiga RT sekitar Pelabuhan Penajam Paser Utara. Di antaranya RT 6 ada 90 bangunan, RT 7 ada 55 rumah, dan RT 8 ada 12 bangunan.
Sebanyak 322 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Penajam, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, mengungsi akibat kerusuhan yang terjadi pada Rabu (16/10). Mereka terpaksa mengungsi karena rumahnya terbakar oleh massa yang mengamuk.
ADVERTISEMENT
Sejumlah warga mengungsi ke tempat kerabatnya, namun juga ada yang diungsikan ke mess PKK Islamic Centre Penajam.
Pihak kepolisian telah menyatakan suasana kondusif di Penajam, Rabu (16/10/2019) malam, rupanya hal ini tidak membuat warga lalu merasa aman sepenuhnya. Warga mengaku masih takut karena sebelumnya melihat ratusan orang yang mendatangi pelabuhan dengan membawa senjata tajam dan membakar pelabuhan.
Pihak kepolisian masih berupaya menjaga kondusivitas pelabuhan. Sejumlah personil ditempatkan di titik-titik tertentu seperti pintu masuk pelabuhan. Tak hanya itu, beberapa diantaranya pun ada yang ditugaskan untuk berjaga di perairan.
Tak hanya pihak kepolisian saja yang mengumumkan situasi Penajam yang telah kondusif, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara pun juga melakukan hal yang sama. Sekretaris Daerah (Sekda) Penajam Paser Utara (PPU), Tohar, menyatakan bahwa situasi di Pelabuhan telah aman dan terkendali.
ADVERTISEMENT
Bupati Penajam Paser Utara, Abdul Gafur Masud, telah bertemu dengan keluarga korban di Muara Toyu. Kedua belah pihak menghasilkan kesepakatan damai. Pertemuan keduanya ini disaksikan oleh tokoh-tokoh lembaga adat paser, Paser Bekerai, Majelis Adat Dayak Nasional, Dewan Adat Dayak Kalimantan Timur, dan warga adat Muara Toyu.
Kesepakatan yang dihasilkan adalah mengawal proses hukum pembunuhan sampai tuntas menurut undang-undang yang berlaku. Kedua, denda adat dan ritual bersih kampung sebelum acara nondoi di Penajam Paser Utara.