Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
2 Versi Cerita soal Pembangunan Candi Prambanan
14 Juni 2019 9:26 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Kisah 1.000 Candi

ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak kenal dengan Candi Prambanan? Candi ini merupakan Candi Hindu terbesar se-Indonesia. Pesona dari Candi Prambanan rupanya berhasil membuat wisatawan penasaran dan berkunjung ke sana.
ADVERTISEMENT
Berbagai mitos menyelimuti candi yang berdiri megah di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah itu. Salah satunya soal pembangunan Candi Prambanan. Terdapat dua versi cerita pembangunan Candi Prambanan yakni Legenda Roro Jonggrang dan Prasasti Siwagrha.
“Kalau legenda memang benar adanya. Itu adalah cerita rakyat tentang Roro Jonggrang seperti yang diketahui masyarakat. Tapi ini adalah cerita rakyat, bukan berdasarkan data arkeologi (prasasti),” kata Nurkesawa, Arkeolog muda di Yogyakarta, saat diwawancarai tugujogja, Kamis (13/6).
Versi pertama cerita soal pembangunan Candi Prambanan berasal dari Legenda Roro Jonggrang. Kisah ini tentu telah melegenda di telinga masyarakat Yogyakarta. Bagaimana kisah detailnya? Simak penjelasan berikut ini.
Legenda Roro Jonggrang
Dahulu kala di Pulau Jawa bagian tengah, ada dua kerajaan yang saling bertetangga yakni Kerajaan Pengging dan Kerajaan Baka (Boko–red atau Prambanan). Kerajaan Pengging dipimpin oleh Raja Pengging dan Kerajaan Boko dipimpin oleh Prabu Baka. Prabu Baka ini memiliki kesaktian yang luar biasa dan terkenal kejam. Walaupun wujudnya menyeramkan dan sifatnya yang kejam, Prabu Baka memiliki seorang putri cantik bernama Rara Jonggrang.
ADVERTISEMENT
Rakyat di kerajaan Pengging kerap kali mendapat gangguan dari tentara Kerajaan Baka. Raja Pengging meminta putranya, Raden Bandung, untuk betapa dan mohon kekuatan sehingga mampu melawan Kerajaan Baka. Pertapaan Raden Bandung ini membuahkan hasil. Ia mendapatkan kesaktian berupa jin yang bernama Bandawasa. Sejak saat inilah namanya berubah jadi Raden Bandung Bandawasa.
Dengan kesaktiannya ini, Raden Bandung Bandawasa berangkat ke Kerajaan Baka bersama bala tentaranya untuk memperjuangkan keadilan. Pertempuran sengit tak dapat dihindari antara kedua kerajaan. Pertempuran ini menumbangkan Prabu Baka, Raja Kerajaan Baka.
Raden Bandung Bandawasa pun meminta pada ayahnya untuk membangun pemerintahan yang baru di Kerajaan Baka. Setelah mendapatkan persetujuan, ia masuk ke dalam istana dan bertemu dengan Rara Jonggrang. Kecantikan Rara Jonggrang berhasil membuat Raden Bandung Bandawasa jatuh hati dan ingin meminangnya.
ADVERTISEMENT
Rara Jonggrang yang mengetahui bahwa Raden Bandung Bandawasa adalah pembunuh ayahnya tidak ingin menjadi istri Raden Bandung Bandawasa. Penolakan secara halus diungkapkan dengan persyaratan. Bahwa Raden Bandung Bandawasa harus membuat 1.000 candi dalam waktu semalam.
Raden Bandung Bandawasa pun menyanggupi hal ini. Selepas matahari terbenam, ia pergi ke tanah lapang di dekat Kerajaan Baka dan bersemedi memanggil jin. Bersama dengan teman-temannya, Raden Bandung Bandawasa berusaha mengabulkan permintaan sang putri.
Penasaran dengan kinerja Reden Bandung Bandawasa, Rara Jonggrang pun mengendap-endap melihat hasil kinerja pria yang telah membunuh ayahnya itu. Kaget bukan main mengetahui bahwa pekerjaan Raden Bandung Bandawasa hampir selesai. Rara Jonggrang membangunkan gadis desa dan beramai-ramai menumbuk alu (penumbuk padi) ke lesung dan membuatnya seolah-olah telah pagi. Ayam jantan di desa terbangun dan mulai berkokok.
ADVERTISEMENT
Mendengar ayam berkokok, Jin Bandawasa dan kawanannya menghentikan pekerjaan dan berlarian. Raden Bandung Bandawasa pun menyadari bahwa dirinya telah kalah. Ia pun bersiap mengaku kekalahannya pada Roro Jonggrang. Namun, ia merasa heran karena fajar tak kunjung terbit.
Setelah diselidiki, ia mengetahui bahwa ini adalah ulah Roro Jonggrang. Mengetahui hal tersebut, Raden Bandung Bandawasa pun mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca. Bahkan, ia juga mengutuk para gadis di Kerajaan Baka menjadi perawan tua hingga tidak ada seorang pun yang mau meminang mereka.
Jika versi pertama datang dari legenda, maka versi kedua berasal dari sebuah Prasasti yang bernama Siwagrha. Berbagai fakta tersembunyi yang mungkin belum diketahui masyarakat muncul dalam prasasti ini. Simak kisahnya berikut ini.
Dibangun oleh Rakai Pikatan
ADVERTISEMENT
Rupanya, pembangunan Candi Prambanan jika ditilik dari Prasasti Siwagrha berbeda dengan legenda Roro Jonggrang. Menurut prasasti ini, Candi Prambanan dibangun oleh Rakai Pikatan pada masa Kerajaan Mataram Kuno di abad ke-9.
“Ini sebagai tanda dan untuk menunjukkan bahwa dia (Rakai Pikatan) adalah maharaja,” ujar Nurkesawa.
Namun, Rakai Pikatan belum menyelesaikan pembangunan Candi Prambanan, sehingga dilanjutkan oleh Raja Lokapala dan Raja Balitung Maha Sambu. Candi Prambanan memiliki nama asli Siwagrha yang bermakna rumah Siwa. Namun, Candi ini punya cerita yang menyedihkan. Bagaimana tidak, Candi Prambanan sempat tidak terurus ketika Istana Kerajaan Mataram berpindah ke Jawa Timur.
Tidak ada seorang pun yang merawat Candi Prambanan. Gempa bumi dahsyat yang mengguncang Yogyakarta di abad ke-16 membuat bebatuan Candi Prambanan berjatuhan.
ADVERTISEMENT
Colin Mackenzie, anak buah Sir Thomas Stamford Raffles, merupakan orang pertama yang menemukan Candi Prambanan dan berniat untuk mengembalikannya. Sayangnya, masih ada reruntuhan yang terbengkalai.
Restorasi secara besar-besaran dilakukan pada tahun 1930 -1953 yang diresmikan langsung oleh Soekarno. Hingga saat ini, Candi Prambanan masih berdiri dengan megah di perbatasan D.I.Yogyakarta dengan Jawa Tengah. (asa/adn)