Konten Media Partner

27 Lukisan Sukses Tampil dalam Pameran 'Lepas Kala' di Museum Sonobudoyo

1 Februari 2024 19:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perupa asal Sanur, Bali, Ida Bagus Putu Purwa. Foto: M wulan/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Perupa asal Sanur, Bali, Ida Bagus Putu Purwa. Foto: M wulan/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Sebanyak 27 lukisan sukses dihadirkan oleh perupa asal Sanur, Bali, Ida Bagus Putu Purwa dalam pameran tunggal bertajuk Lepas Kala pada 15-31Januari 2024 di Museum Sonobudoyo Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan ini tak lepas dari peran NR Management sebagai mitra managerial yang membantu para seniman dapat menggelar pameran secara profesional.
Director NR Management, Maria Novita Riatno mengatakan selaku mitra managerial, pihaknya yang mengurus semua keperluan seniman dan hal itu yang telah dilakukan dalam Pameran bertajuk 'Lepas Kala' yang baru saja usai.
"Managerial seniman ini menjadi fenomena baru di jagat seni rupa dan belum pernah ada di Indonesia. Kalau diluar negeri, sudah biasa,“ ujar Director NR Management, Maria Novita Riatno, Rabu (31/1/2024).
Adapun dipilihnya Kota Yogyakarta, salah satunya karena Jogja telah dikenal sebagai pusat seni dan budaya. Bahkan, Jogja juga terkenal sebagai kota festival dan pameran yang sangat berkelas di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, diharapkan gema pameran ini dapat menjalar ke kota-kota besar lain di Indonesia.
Menurut Novita, 'Lepas Kala' bukan sekadar sebuah pameran seni, melainkan sebuah odisei perenungan diri yang meninjau setiap langkah, goresan, dan denyut jantung kreativitas sejak tahun 1996.
"Melalui karya-karyanya, Ida Bagus Putu Purwa mengajak kita menelusuri jejak waktu, merenungkan kejadian-kejadian masa lalu, dan mengukir makna dari setiap detiknya. Dalam genggaman kreativitasnya, Ida Bagus Putu Purwa mencoba memahami, menganalisis, dan merenungkan perjalanan batinnya," ucap dia.
Sementara perupa yang akrab disapa Gus Purwa itu mengaku tidak mengandalkan ekspresi wajah untuk menyampaikan isyarat emosional dalam karyanya tetapi lebih menekankan pada posisi serta detail anatomi tubuh.
Gus Purwa mengatakan karya yang dia tampilkan merupakan karya-karya sejak awal dirinya melukis yang merupakan karya kompilasi unggulan dan beberapa diantaranya merupakan karya yang telah dimiliki oleh kolektor.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, pameran ini digelar semata-mata sebagai upaya pengenalan dirinya sebagai seniman Bali yang mencoba menghadirkan konsep baru dalam jagat seni rupa.
"Saya ingin masyarakat lebih mengetahui lika-lliku perjalanan hidup saya dan proses kreatif saya karena ada satu ruangan khusus berisi karya-karya saya yang belum jadi, masih tahap proses penyelesaian. Konsep saya dalam memperkenalkan diri saya ke masyarakat luas," kata dia.
Sementara Kurator Suwarno Wisetrotomo menyebut, pameran tunggal Gus Purwa ini merupakan trajektori ringkas proses kreatif kepelukisannya di sekitar ketika dirinya berada dalam situasi chaotic yang dihayati dan dieksplorasi, tubuh sebagai metafora, tubuh yang menggeliat, meregang, tangan yang mendekap atau meraih, wajah tegang.
Ia menuturkan ada sekitar 20 karya lukisan dalam pameran ini, ditujukan untuk memahami bagaimana seorang pelukis mampu menggali persoalan dirinya bertungkus lumus hingga menemukan bentuk dan ekspresi yang tepat.
ADVERTISEMENT
"Ini sekaligus menjadi kanal pelepasan dari situasi disorder menjadi order, kemuraman yang diledakkan menjadi visual yang teatrikal, melepaskan diri dari jerat–tali dan waktu," imbuh Suwarno.
Di sisi lain, Suwarno juga menilai karya-karya Gus Purwa dapat digunakan sebagai pintu masuk untuk memahami dan mengapresiasi karya-karya lainnya, dengan pesan yang lebih luas.
"Karena itu saya meyakini, karya ini lahir melalui penghayatan yang luar biasa. Kesan itu tergambar sangat jelas," pungkasnya.
(M Wulan)