Konten Media Partner

27 Warga Gunungkidul Positif Antraks Akibat Mengonsumsi Daging Sapi

15 Januari 2020 15:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Bidang Perlindungan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sumitro, di Logandeng Playen, Rabu (15/1/2020). Foto: Erfanto
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Bidang Perlindungan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sumitro, di Logandeng Playen, Rabu (15/1/2020). Foto: Erfanto
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Yogyakarta, menyatakan setidaknya ada 27 warga Gunungkidul yang dinyatakan positif terpapar penyakit antraks. Kendati demikian, perintah kabupaten Gunungkidul tidak melakukan isolasi kepada mereka.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Perlindungan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sumitro mengatakan 27 orang tersebut adalah warga yang bersinggungan langsung atau mengonsumsi daging sapi yang juga terpapar antraks. Mereka telah melalui tahapan pemeriksaan kesehatan hingga akhirnya dinyatakan positif antraks.
Sumitro menambahkan, sejak ada laporan adanya penemuan sapi yang positif antraks, pihaknya langsung bergerak cepat menelusuri siapa saja yang bersinggungan langsung termasuk juga mengonsumsi daging sapi yang terpapar antraks tersebut.
"Kami berhasil identifikasi warga yang diduga terpapar antraks," ujarnya, Rabu (15/1/2020) di Logandeng Playen.
Dari penelusuran tersebut didapatlah angka 540 warga yang bersinggungan langsung dengan sapi terpapar antraks, sebagian besar karena mengonsumsinya. Dari 540 warga tersebut berasal dari dua dusun yaitu Ngerejek Wetan dan Ngrejek Kulon Desa Gombang Kecamatan Ponjong.
ADVERTISEMENT
Semua warga tersebut telah diberi antibiotik untuk pencegahan. Dari 540 warga yang telah diberi antibiotik ada 87 orang yang mengalami gejala klinis terpapar bakteri antraks.
"Namun setelah sampel darahnya diuji di laboratorium, ada 27 orang yang positif antraks," ungkapnya.
Pihaknya terus memberikan antibiotik kepada 27 warga yang positif terpapar antraks tersebut. Selain itu, pihaknya juga melakukan monitoring selama 2x60 hari untuk mengetahui perkembangan kesehatan dari 27 orang tersebut.
"Jika mengalami penurunan maka akan dibawa ke rumah sakit. Saat ini mereka memang masih beraktivitas biasa di rumah dan lingkungannya," paparnya.
Pihaknya sengaja tidak melakukan isolasi kepada 27 orang tersebut karena menganggap penyakit ini masih aman dan tidak akan menular ke orang lain. Sebab dia mengaku tidak pernah menemukan data berkaitan dengan adanya penularan antraks dari manusia ke manusia.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu ia juga menghimbau kepada warga di dua Dusun tersebut dan sekitarnya untuk tidak khawatir. Warga tidak perlu khawatir tertular dengan penyakit antraks tersebut asalkan mengikuti protap yang telah ditetapkan sebelumnya.