Konten Media Partner

5 Fakta Soal Rumah Tua Angker di Sudut Jalan Selokan Mataram

18 Februari 2019 12:22 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Suasana rumah angker di Jalan Selokan Mataram, Minggu (17/2/2019). Foto: Nadhir Attamimi.
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah angker di Jalan Selokan Mataram, Minggu (17/2/2019). Foto: Nadhir Attamimi.
Setelah mendengar penuturan masyarakat umum dan para pedagang yang pernah menyaksikan sosok arwah gentayangan di rumah tua yang ada di sudut JalanSelokan Mataram, kumparan.com/tugujogja mencoba menggali informasi lebih jauh.
ADVERTISEMENT
Kami mencari warga asli yang menempati lingkungan RT dimana bangunan tua tersebut berdiri. Setelah menelusuri, kawasan tersebut merupakan wilayah RT 18, RW 01, Santren, Kelurahan Caturtunggal, Depok, Sleman, DIY. Ini dia fakta soal rumah tua angker di Jalan Selokan Mataram.
Warga Mengakui Keberadaan 'Sosok Arwah'
Salah seorang warga, Ngatio, mengungkapkan jika kabar yang beredar luas dimasyarakat tersebut memang benar, ada sosok arwah yang acap kali mengganggu ketenangan warga sekitar.
"Iya memang, sering ganggu ada suara-suara menangis kalau sudah malam," kata Ngatio, Minggu (17/2/2019).
Tidak Ada Wanita yang Pernah Gantung Diri
Saat ditanya apakah cerita yang beredar di masyarakat bahwa ada seorang wanita cantik bunuh diri dengan cara gantung diri akibat persoalan asmara didalam rumah tersebut, Ngatio lantas membantah.
ADVERTISEMENT
Selama hidup di lingkungan tersebut, ia tak pernah mendengar ada kabar bunuh diri di bangunan tua itu. Ia hanya menjelaskan, jika dulu ada seorang wanita bekerja di sebuah butik dibunuh oleh sang kekasih. Ia meyakini, jika aksi pembunuhan tersebut bukanlah berada di rumah tua angker itu. Melainkan, disebuah bangunan lain tidak jauh dari lokasi rumah angker.
"Tidak ada bunuh diri di rumah itu, yang ada itu penjaga butik yang dibunuh oleh pacaranya sendiri. Pacaranya itu sudah intai beberapa hari sebelum melakukan aksinya. Tapi kalau bunuh diri dirumah tua itu saya tidak pernah dengar, dan kalau ada pasti saya tahu, lah wong dekat dengan saya," ujarnya.
Diklarifikasi oleh Ketua RT Setempat
ADVERTISEMENT
Tak puas dengan warga itu, kami pun mencoba menelusuri kabar tersebut kepada aparat desa setempat. Saat itu, kami bertemu dengan Ketua RT 8, RW 01, Santren, Caturtunggal, Ramido Mahartono.
Ramido menegaskan, jika berita yang beredar selama ini tidak bisa dipertanggung jawabkan. Sebab, sebagai ketua RT yang menjabat sejak tahun 1985 hingga saat ini, ia tak pernah mendapati kasus bunuh diri di lokasi tersebut.
"Tidak ada bunuh diri (dirumah tua), malah ada yang dibunuh, malah dua orang, tapi tidak dirumah itu,"
Kami mencoba memastikan lagi apakah ada kasus bunuh diri dirumah tersebut, Ramido kembali menegaskan.
"Tidak ada (bunuh diri), saya sebagai pak RT tidak pernah dilapori," tegasnya.
Awalnya Dijadikan sebagai Kos Wanita
ADVERTISEMENT
Ia hanya membenarkan jika rumah yang dibangun kisaran tahun 1993 tersebut memang digunakan sebagai kos-kosan wanita yang menuntut ilmu di Yogyakarta. Letaknya yang tidak terlalu bising membuat kos wanita ini cukup ramai.
Ditinggal oleh Si Pemilik
Saat ditanya soal suara seorang wanita pada saat tertentu yang terdengar di rumah tua tersebut, Ramido tidak memungkirinya.
"Tidak semua orang tahu dan bisa membuktikan, tapi masalah percaya, itu memang ada (suara gangguan wanita) sejak ditinggalkan oleh pemiliknya, memang ada," ujarnya.
Namun, Ramido tidak lagi mengingat persis kapan rumah tersebut ditinggalkan oleh sang pemilik. Dengan informasi tersebut, Ramido berharap agar berita yang selama ini beredar luas dimasyarakat bisa menjadi terang. (Nadhir Attamimi/adn)