Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
50 Warga Sleman Ikuti Pelatihan Literasi Digital Atasi Hoaks COVID-19 dari UPNVY
21 Juni 2021 20:26 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:06 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pelatihan ini diharapkan mampu membangun kebiasaan dalam masyarakat untuk berpikir kritis menerima aneka ragam informasi soal pandemi corona yang melanda Indonesia hingga kini. Pelatihan ini merupakan kolaborasi antara Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Yogyakarta (UPNVY) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Masyarakat sering tidak sadar dalam menerima bahkan menyebarkan berita hoaks , padahal berita itu justru dapat membuat bencana baru. Banyak anggota WAG menjadi cemas, bingung, atau bahkan merasa ketakutan yang berlebihan, dampaknya justru menurunkan imun tubuh dan menyebabkan bencana baru," ujar Puji Lestari, dosen Jurusan Ilmu Komunikasi UPNVY, Senin (21/6/2021).
Bersama dengan dosen Departemen Ilmu Komunikasi UGM yang juga Koordinator Nasional Japelidi, Novi Kurnia, keduanya berupaya ntuk memberikan pelatihan pada para warga. Ia menyebutan sekarang ini masyarakat hidup di era digital di mana informasi tersebar melalui media sosial seperti WhatsApp group, Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, hingga Tik Tok.
ADVERTISEMENT
“Supaya masyarakat khususnya di RW 69 memiliki kemampuan berpikir kritis dalam melawan hoaks covid-19 dan selanjutnya mampu berkolaborasi untuk menularkan nalar yang baik tersebut kepada keluarga dan komunitas lainnya" kata Puji.
Pihak penyelenggara menyiapkan 20 kuis yang terdiri dari 5 analisis informasi hoaks atau bukan, 5 analisis pernyataan benar atau tidak untuk dilakukan, dan 10 analisis poster kampanye Japelidi lawan hoaks.
Tak hanya kaum muda, bapak-bapak dan ibu-ibu pun mengikuti pelatihan ini. Para peserta didorong aktif untuk menyampaikan pendapatnya dalam forum pelatihan.
"Setiap kuis dijawab dengan semangat dan keren banget yang di luar ekspektasi saya. Mereka tak hanya menganalisis hoaks atau tidak, peserta juga membongkar dimensi literasi digital lainnya, seperti perlindungan data pribadi maupun keamanan digital," ujar Novi.
Sri Rejeki, salah seorang peserta pelatihan mengaku merasakan manfaat dari pelatihan ini. Pasalnya, ia menjadi berpikir berkali-kali sebelum menyebarkan informasi yang diterimanya.
ADVERTISEMENT
"Saring sebelum sharing, Posting yang penting jangan yang penting posting, Sabar kalo ingin sebar, Think before posting, Jadikan media sosial sebagai berkah, bukan musibah, Berhenti membully mulai saling menghargai, Pintarlah merasa bukan merasa pintar, Pesan baik bikin asyik," ujarnya.
Live Update