6 Bulan, Penduduk Miskin Yogyakarta Berkurang 1.780 Orang

Konten Media Partner
15 Juli 2019 15:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penduduk miskin. Foto: kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penduduk miskin. Foto: kumparan.
ADVERTISEMENT
Jumlah penduduk miskin di D.I. Yogyakarta pada Maret 2019 mencapai 448,47 ribu orang atau 11,70 persen terhadap total penduduknya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 1.780 orang dibandingkan dengan kondisi September 2018, yang jumlahnya mencapai 450,25 ribu orang.
ADVERTISEMENT
Kepala BPS DIY, JB Priyono mengatakan, D.I. Yogyakarta penduduk miskin paling banyak terdapat di daerah perkotaan. Pada Maret 2019, jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan D.I. Yogyakarta tercatat sebanyak 304,66 ribu orang atau lebih dua kali lipat jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan yang banyaknya 143,81 ribu orang.
"Jadi ada penurunan penduduk miskin 1.780 selama 6 bulan,"ujarnya, Senin (15/7/2019)
"Meskipun demikian, secara persentase jumlah penduduk miskin di perdesaan lebih banyak dibandingkan di perkotaan, dimana angkanya mencapai 13,89 persen. Sementara itu, pada saat yang sama, persentase penduduk miskin di perkotaan sebanyak 10,89 persen,"terangnya.
Selama periode Maret 2018 - Maret 2019, jumlah dan persentase penduduk miskin di wilayah perkotaan menunjukkan fluktuasi. Pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin perkotaan tercatat sebanyak 305,24 ribu orang. Selanjutnya, pada September 2018 turun sebesar 2,22 persen atau menjadi 298,47 ribu orang.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, pada Maret 2019, jumlah penduduk miskin kembali meningkat menjadi 304,66 atau terjadi kenaikan sebesar 6,2 persen. Secara persentase, tingkat kemiskinan di perkotaan juga menunjukkan pola yang sama dengan pergerakan jumlah penduduk miskin secara absolut. Pada Maret 2018, persentase penduduk miskin sebanyak 11,03 persen.
Selanjutnya pada September 2018, persentase penduduk miskin di perkotaan turun menjadi 10,73 persen. Kemudian, pada Maret 2019, persentase penduduk miskin terhadap total penduduk perkotaan mengalami peningkatan sebesar 0,16 persen menjadi 10,89 persen.
"Sementara itu, pada periode yang sama, jumlah dan persentase kemiskinan di perdesaan menunjukkan trend penurunan yang konsisten. Selama satu tahun terakhir, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dari 154,86 ribu orang pada Maret 2018 menjadi 151,78 ribu orang atau turun 1,99 persen pada September 2018,"ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, pada Maret 2019, jumlahnya kembali turun menjadi 143,81 ribu orang. Selain itu, penurunan yang konsisten juga terlihat pada persentase penduduk miskin di perdesaan dari Maret 2018 sampai dengan Maret 2019. Selama satu tahun terakhir, persentase penduduk miskin perdesaan turun dari 15,12 persen menjadi 13,89 persen.
Ia menambahkan, meski terjadi penurunan jumlah penduduk miskin, namun demikian terdapat peningkatan pada Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) pada Maret 2019 dibandingkan dengan September 2018. Kondisi yang sama juga terjadi pada Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) yang menunjukkan adanya peningkatan.
Priyono menyebutkan, untuk Maret 2019 lalu, Garis kemiskinan di Daerah Istimewa (D.I.) Yogyakarta adalah Rp 432.026 per kapita per bulan. Garis kemiskinan tersebut meningkat 4,13 persen dari kondisi
ADVERTISEMENT
September 2018 yang besarnya Rp 414.899 per kapita perbulan. Sementara komoditi makanan masih mendominasi pembentukan Garis Kemiskinan dibandingkan dengan komoditi bukan makanan.
Pada Maret 2019, Garis Kemiskinan Makanan tercatat sebesar Rp 310.947 per kapita per bulan dan kontribusinya terhadap Garis Kemiskinan sebesar 71,97 persen. Sementara pada saat yang sama, Garis Kemiskinan Non Makanan sebesar Rp 121.079 per kapita per bulan dan berkontribusi sebesar 28,03 persen terhadap Garis Kemiskinan.(erl/adn)