Konten Media Partner

60 persen Tenant di Bandara Baru Kulon Progo Bergerak di Bidang Kuliner

14 November 2018 16:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
60 persen tenant yang ada di 13 bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I masih bergerak di bidang Food And Baverage (FnB) atau di bidang makanan. Karena kebiasaan masyarakat Indonesia ketika menunggu pesawat yaitu duduk sembari menikmati makanan. Kendati demikian, PT Angkasa Pura I mendorong adanya tenant retail terutama dari kalangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terutama di DIY ini. PT Angkasa Pura I berharap agar lebih banyak lagi produk UMKM yang masuk ke bandara. Sebab, etalase terbaik di dunia saat ini adalah bandara untuk mengangkat apa yang dihasilkan oleh suatu daerah. Oleh karena itu, di bandara baru Kulonprogo nanti PT Angkasa Pura I akan berusaha keras mendorong tenant-tenant retail untuk lebih banyak lagi. "Di New Yogyakarta International Airport (NYIA) ini, nanti kita akan push retail berimbang dengan F and B,"ujar Direktur Pemasaran PT Angkasa Pura I, Devi Suradji saat tenant Gathering di Hotel Tentrem, Rabu (14/11). Pihaknya berupaya menyeimbangkan jumlah tenant FnB dengan retail sebab pembangunan NYIA bukan sekedar membangun bandara, tetapi membangun sebuah destinasi. Artinya semua pihak memang harus terlibat dan mengakibatkan daerah sekitar menjadi hidup. Bukan hanya daerah Kulonprogo, tetapi juga DIY pada umumnya. Di Bandara baru nanti, akan ada dua anak perusahaan PT Angkasa Pura I yang akan menggandeng UMKM. Dua anak perusahaan tersebut masing-masing adalah Angkasa Pura Retail dan Angkasa Pura Hotel. Angkasa Pura Retail akan menggandeng UMKM yang menyediakan produk jadi dan Angkasa Pura Hotel yang akan menggandeng UMKM di bidang kuliner Dine In di mana orang tinggal duduk dan menikmati makanan. "Kita akan kemas makanan yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan ada di bandara, seperti makanan-makanan lokal,"tambahnya. Kemitraan tersebut sudah sukses diterapkan di bandara-bandara lain. Karena orang Indonesia itu adalah orang yang lapar dan suka menikmati makanan-makanan lokal. Selain melibatkan dua anak perusahaan tersebut, pihaknya juga memberi kesempatan terhadap pihak swasta. Untuk membangun konsep seperti PT Angkasa Pura I memang harus kembali mengeluarkan investasi mereka di luar pembiayaan pembangunan bandara baru. Tenant FnB akan menjadi prioritas di bandara baru nantinya karena penerbangan awal adalah jurusan internasional. "Kalau internasional itu yang pertama kali dicari adalah makanan,"ujarnya. Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo berharap agar produk UMKM dari Kulonprogo bisa masuk ke bandara baru. Seperti air mineral produksi Kulonprogo, Airku harus bisa menembus bandara baru yang ada di wilayah mereka tersebut. Sehingga produk-produk UMKM bisa naik kelas seperti yang diinginkan kalangan UMKM. (erl/fra)
ADVERTISEMENT