Aduan Santri Korban Ustaz Cabul: Rayuan, Oral Seks, Ancaman, Tamparan

Konten Media Partner
25 Juni 2021 13:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelecehan seksual. Foto: Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelecehan seksual. Foto: Pixabay.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
D (15) bocah laki-laki asal Kalurahan Kejiwan Wonosobo, Jawa Tengah, dikabarkan menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh ustaz di sebuah Pondok Pesantren di Kalurahan Trirenggo, Kapanewon Bantul. Tak hanya D, namun ada juga korban lain yang mendapatkan perlakuan sama dari oknum tersebut.
ADVERTISEMENT
Melalui sambungan telepon kerabatnya, Reni Kristiani, D menceritakan awal mula peristiwa terjadinya pelecehan seksual yang menimpa dirinya. Aksi tidak terpuji tersebut pertama kali ia terima ketika malam Tahun Baru yang lalu. Di mana ia dipanggil ke kamar tempat oknum pengajar tersebut tidur.
D menuturkan selepas isya', D dipanggil ke kamar oleh oknum pengajar tersebut. Ia datang bersama dengan salah seorang santri yang lain. Mereka lantas ngobrol, makan malam dan dua bocah santri tersebut dibiarkan main game di laptop pelaku.
"Beranjak malam itu teman saya tidur, tetapi tidur di kamar ustad yang lain," paparnya.
Di dalam kamar tinggal D dengan ustaz tersebut. D juga tidur di ranjang ustaz. Saat tidur itulah, ustaz tersebut meminta D agar buka celana, namun D menolak. Ia memaksa D dan berhasil membuka celana D.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, oknum pengajar tersebut melakukan oral ke kemaluan D. Aksi tidak senonoh tersebut terjadi sekitar pukul 23.00 WIB. Awalnya D tidak bisa tidur, namun aksi oral tersebut terus dilakukan oleh oknum bejat ini hingga lewat tengah malam.
"Setelah selesai ya saya tidur. Dia juga tidur," ujarnya.
Beberapa hari kemudian, saat ia bersama rekan santri berkumpul dengan oknum tersebut, D lantas menyindir-nyindir secara halus perilaku oknum bejat ini. Oknum yang tidak terima ini langsung menampar D beberapa kali. D-pun merasa ketakutan hingga akhirnya memilih bungkam.
Di kejadian kedua, D juga mendapat perlakuan yang mirip. Hanya saja aksi bejat tersebut dilakukan saat oknum ustad itu meminta tolong D untuk 'ngeroki' karena masuk angin. Dan kejadian ketiga ia lupa awalnya disuruh melakukan apa namun diakhiri aksi cabul juga.
ADVERTISEMENT
Kejadian yang sama menimpa juga HA (15) warga Kramatjati Jakarta Timur. Peristiwa tersebut terjadi pada hari Kamis (17/6/2021) lalu. Aksi yang sama terjadi ketika selepas isya' ia diminta pergi ke kamar pelaku yang berada di lantai 2.
"Saya di dalam kamar macam-macamlah. Makan, main game, main laptoplah. Sampai jam 10 (malam) lebih," ungkap HA.
Sekitar pukul 22.00 WIB lebih sedikit, HA mengaku disuruh untuk naik ke ranjang pelaku untuk tidur. Tak berapa lama kemudian pelaku menyusul ke ranjang dan mereka berdua tidur berdampingan di ranjang. HA mengaku tidak bisa tidur tanpa alasan yang jelas.
Dan sekitar pukul 23.00 WIB, tiba-tiba pelaku terbangun dan meminta kepada HA untuk buka celana. HA sempat menolak dan dipaksa tetap buka celana hingga akhirnya terjadilah peristiwa pelecehan seksual tersebut.
ADVERTISEMENT
"Awalnya saya ndak bisa. Itu lama sampai jam 12 (malam) lebih," ungkapnya.
Selesai 'menggarap' HA, pelaku lantas tidur bersama dengan HA di ranjang yang sama. Tak berselang lama, pelaku tertidur dan HA secara diam-diam keluar dari kamar pelaku dan langsung tidur di kamarnya.
HA sendiri mengaku masih trauma dengan kejadian pelecehan seksual tersebut. Namun ia diperintahkan orangtuanya untuk kembali ke Pondok Pesantren tersebut nantinya jika oknum pendidik (ustad) tersebut sudah tidak ada lagi.