Konten Media Partner

Ajak Menteri ke Akmil Magelang, Pengamat Sebut Ingin Menteri Prabowo Tegak Lurus

27 Oktober 2024 20:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemgamat Politik UIN Sunan Kalijaga Jogja, Ahmad Norma Permata(Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pemgamat Politik UIN Sunan Kalijaga Jogja, Ahmad Norma Permata(Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Retret atau pembimbingan kepada para jajaran menteri di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah kepada Kabinet Merah Putih disebut pengamat sebagai upaya yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk membangun fondasi psikologis dari pemerintahan 5 tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
Pengamat politik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ahmad Norma Permata menyampaikan jika penggemblengan tersebut bukan dalam rangka untuk menjadikan menteri memiliki karakteristik militer.
“Itu (penggemblengan) lebih kepada menyadarkan kepada para menteri dan kabinet bahwa mereka akan dipimpin oleh seorang jenderal militer (Prabowo Subianto) yang sangat disiplin seperti yang diharapkan,” katanya saat dihubungi Tugu Jogja pada Sabtu (26/10/2024).
Kendati begitu, Norma menyebutkan bahwa apa yang ditampilkan dengan pemandangan militeristik tersebut terdapat unsur pencitraan politik yang mengesankan kepada masyarakat jika kepemimpinan Presiden Prabowo berbeda dari presiden-presiden sebelumnya.
“Presiden Prabowo juga ingin menunjukkan kepada para menteri bahwa mereka berada dalam sebuah atmosfer disiplin yang sangat ketat dan mereka harus loyal tegak lurus kepada presiden,” katanya.
ADVERTISEMENT
Ia menyampaikan jika kebiasaan yang sudah tertanam dalam Presiden Prabowo ingin ditunjukkan kepada masyarakat dan anak buahnya yang ada dalam kabinet.
“Pak Prabowo ingin memberi contoh jika komandan yang baik bukan hanya talk the talk (memberi perintah) tetapi juga walk the walk (menjalankan apa yang ia katakan),” katanya.
Dalam pemerintahan ke depan, ia menyampaikan akan ada upaya untuk membangun rezim yang bisa lepas dari dominasi negara-negara luar (barat) meskipun disebutnya Indonesia tidak akan menutup diri.
Hal tersebut sudah ditunjukkan Prabowo ketika menjabat sebagai Menteri Pertahanan di era pemerintahan Presiden Jokowi dengan membangun hubungan baik dengan berbagai negara dalam di berbagai forum.
“Pemerintahan Pak Prabowo akan lebih terbuka, tidak hanya bersahabat dengan negara-negara barat tetapi juga bersahabat dengan negara-negara yang anti barat seperti Rusia Cina dan lain-lain,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
“Jadi bukan pada keragamannya antar lembaga, tetapi lebih kepada independensinya dari tekanan politik luar negeri bukan hanya yang dilakukan oleh para politisi tetapi juga oleh para ilmuwan dan akademisi alumni Universitas barat yang cenderung pemikiran demokrasinya normatif model barat,” katanya.
Norma juga menyampaikan jika Prabowo akan menggunakan ego yang tinggi di mata dunia internasional dan tidak melakukan keputusan yang disebutnya kurang bijak di pemerintahan sebelumnya.
“Sehingga dia (Prabowo) tidak akan membiarkan dirinya untuk melakukan tindakan-tindakan politik konyol seperti membiarkan terjadinya korupsi dan pengangkatan konstitusi sebagaimana yang dilakukan oleh Jokowi,” katanya
“Saya lebih berharap adanya pemerintahan yang lebih elegan,”imbuhnya.
Norma menyampaikan akan ada tantangan besar di awal pemerintahan baru kali in. Beberapa persoalan disebutnya masih menunggu penyelesaianya mulai dari pelanggaran HAM berat di masa lalu dan kepercayaan internal dengan kondisi “kabinet gemuk” memastikan jajarannya tidak melakukan korupsi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia menyebut friksi politik dari para Partai Politik (Parpol) pengusung juga akan terjadi terutama dalam upaya ke depan merampingkan kabinet dengan mencopot sejumlah menteri yang kinerjanya kurang bagus. (Hadid Husaini).