Konten Media Partner

Aksi 1 Desember di Tugu Jogja: Melanesia Tetap Indonesia

1 Desember 2019 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tugu Pal Putih. Foto: dok. Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Tugu Pal Putih. Foto: dok. Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Sejumlah orang berkumpul di Tugu Pal Putih guna mengikuti aksi gelar simpatik. Masyakarat yang tergabung dalam Solidaritas Melanesia Indonesia DIY, ini, membawa sejumlah poster yang bertuliskan soal hal tentang Papua. Salah satunya adalah ‘Berbeda Namun Saudara-Melanesia di Indonesia, Melanesia Adalah Kita-Papua Tetap Indonesia, Tetap Bersatu Dalam Kebhinekaan-Bersatu Tak Bisa dipisahkan dan lainnya’
ADVERTISEMENT
Tepat hari ini, 1 Desember, 58 tahun yang lalu, Belanda membentuk negara boneka Papua. Hal ini dikarenakan semakin terpojoknya posisi Belanda di dunia internasional. Karena terpojok, Belanda pun meminta masyarakat Papua untuk kibarkan bendera Bintang Kejora.
Sebelum 1969, masyarakat Irian Barat menghendaki untuk menggabungkan diri dengan NKRI. Hal ini tertuang dalam Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di Irian Barat. Alhasil, PBB dan dunia internasional mengakui secara sah Irian Barat (Papua) menjadi bagian dari Indonesia.
Pada 1 Maret 1973, Presiden Soeharto mengganti nama Irian Barat menjadi Irian Jaya. Hal ini tertuang dalam Peraturan No 5/1973. Pada 1 Januari 2000, Presiden Soeharto mengumumkan bahwa nama Irian Jaya berubah menjadi Papua. Nama ini diberikan oleh Kerajaan Tidore di tahun 1800-an.
ADVERTISEMENT
Akulturasi budaya dan interaksi hingga perkawinan campuran terjadi. Melanesia hidup di wilayah timur Indonesia. Ras Melanesia tak hanya dari Papua dan Papua Barat saja, tetapi juga Maluku, Maluku Utara, dan NTT.
"Dengan berbagai alasan dan latar belakang tersebut maka Solidaritas Melanesia Indonesia DIY dengan tegas menolak adanya seruan dan narasi tentang ras melanesia di Papua dan Papua Barat bukan bagian dari Indonesia, Papua dan Papua Barat tetap merupakan wilayah bagian yang sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Pius Doy, Koordinator Lapangan Aksi Solidaritas Melanesia Indonesia DIY, Minggu (1/12/2019).