Konten Media Partner

Alasan Seniman Patung Naga di YIA Tak Munculkan Simbol Kejayaan Nusantara

1 Januari 2022 19:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patung naga di Bandara YIA, Kulon Progo. Foto: Mustofa B Nahrawardaya
zoom-in-whitePerbesar
Patung naga di Bandara YIA, Kulon Progo. Foto: Mustofa B Nahrawardaya
ADVERTISEMENT
Tri Suharyanta alias Kotrek, seniman patung naga di Bandara YIA sengaja tidak memunculkan simbol-simbol yang menunjukkan corak kejayaan Nusantara dalam karyanya yang dipajang di pintu masuk bandara YIA. Sebab, menurutnya saat ini semua sosok itu telah menjadi mitos belaka.
ADVERTISEMENT
Kotrek mengatakan, semua orang mengakui jika bangsa ini bukan bangsa yang kecil. Sejarah menunjukkan jika zaman dahulu nusantara adalah bangsa yang besar dan mampu menaklukkan bangsa dari belahan dunia yang lain.
"Cerita itu mulai tenggelam dan sudah menjadi mitos sejarah-sejarah kebesaran itu," terangnya.
Menurutnya, saat ini Bangsa Indonesia sudah dipecah belah habis-habisan oleh bangsa lain. Sehingga Indonesia sudah tidak memiliki jati diri lagi. Dan cerita pecah belah bangsa ini memang sudah pernah terjadi di masa lampau. Karena dalam sejarah Nusantara atau dunia, kerajaan-kerajaan itu selalu dihancurkan oleh penguasa lalim.
Oleh karena itu, karya ini pun ditujukan sebagai pengingat dan bahan introspeksi untuk hal itu. Karyanya tersebut juga diharapkan menjadi bahan introspeksi mulai dari Majapahit, Sriwijaya, sampai hampir sejarah dunia di mana kerajaan-kerajaan selalu hancur dimulai oleh penguasa terutama dari kerakusan-kerakusan penguasa.
ADVERTISEMENT
"Tidak munculnya simbol kejayaan nusantara tentu nanti akan mengundang konsekuensi masalah. Apalagi ini berbau China, karena semua orang tahu kekuasaan China memang kuat menguasai perekonomian bangsa," imbuhnya.

Ini Harapan Seniman Patung Naga di Bandara YIA

Namun Kotrek tetap bersikukuh melalui karyanya ini, ia ingin agar masyarakat tidak mudah dipecah belah dan kembali pada jati diri bangsa yang suka gotong royong dan ramah. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk membangkitkan kembali semangat kenusantaraan dan semangat nasionalisme yang mulai pudar.
"Kita bisa belajar dari nenek moyang kita dari spirit sisi positifnya bahwa kita itu sebagai bangsa yang memiliki rakyat yang suka bergotong-royong, ramah tamah, tidak ada saling sikut-menyikut. Mari kita bangkitkan kembali spirit-spirit kebesaran kita untuk membangun bangsa ini untuk membangun Indonesia ini lebih baik tidak seperti sekarang," tegasnya.
ADVERTISEMENT