Konten Media Partner

Antisipasi Corona, SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Dukung Kebijakan Pembatalan UN

27 Maret 2020 13:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung sekolah SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. Foto: Birgita.
zoom-in-whitePerbesar
Gedung sekolah SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. Foto: Birgita.
ADVERTISEMENT
Pergerakan maupun aktivitas berkumpul saat ini tengah dibatasi. Bahkan sejumlah aktivitas yang sedianya dilakukan rutin seperti belajar bersama disekolahpun saat ini terkendala karena adanya wabah corona. Sistem belajar tatap muka berganti dengan kebijakan e-learning, bahkan UNBK pun dibatalkan. Menyambut hal itu, SMA BOPKRI 1 Yogyakarta sebagai salah satu sekolah unggulan di Yogyakarta menanggapi dengan baik kebijakan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Andar Rujito, Kepala SMA BOPKRI 1 Yogyakarta mengatakan bahwa saat ini yang terpenting adalah pemerintah mengutamakan keselamatan warga. Langkah kebijakan yang diambil pemerintah sesuai dengan protokol penanggulangan penyakit COVID-19, dan sangat tepat. Tadinya sekolah telah waspada jika UN tetap berjalan, sekalipun sekolah sudah bersiap dengan berbagai tindakan preventif dengan membuat pedoman penanggulangan virus corona pada masa UNBK.
"Saya pikir keputusan pemerintah ini sangat bijaksana. Ini merupakan cerminan bahwa negara mencintai keselamatan warganya. Apalagi nilai UN itu sudah tidak lagi menentukan kelulusan. Selama ini UN juga hanya menilai aspek kognitif saja. UN tidak segala-galanya. Karenanya sangat bijaksana kalau dalam situasi seperti ini UN dibatalkan. Saya pikir bukan sesuatu yang mengejutkan atau luar biasa, karena mestinya memang harus demikian. Jika tetap dipaksakan diadakan tentu itu semua tidak sebanding keselamatan jiwa," kata Andar saat dikonfirmasi pada Rabu (25/3/2020).
ADVERTISEMENT
Sebenarnya bagi SMA BOPKRI 1 Yogyakarta pilihan seperti itu merupakan sesuatu yang wajar. Apa lagi kognitif bukanlah hal yang segala-galanya. Pengembangan potensi peserta didik tidak hanya diukur dari sebatas kognitif saja.
"Sejak dulu SMA BOSA memperlakukan anak didik tidak semata diukur dengan persoalan kognitif. Ndilalah kok ada wabah corona, saya pikir sangat baik kebijakan sepeti ini," tegasnya.
Dengan dibatalkannya UNBK maka pembelajaran siswa kelas 12 sudah dikatakan usai. Andar mengatakan bahwa sekolah saat ini sudah siap dengan segala nilai-nilai untuk menentukan kelulusan siswa. Saat ditanya apakah ada perubahan jadwal pengumuman kelulusan, pihaknya mengatakan akan tetap berpedoman pada jadwal dari pemerintah yang sudah ditentukan sebelumnya.
Andar Rujito, Kepala SMA BOPKRI 1 Yogyakarta, saat diwawancarai di kantornya. Foto: Birgita.
"Kita sudah punya acuan kelulusan, bagwa itu ditentukan oleh satuan pendidikan masing-masing. Kita sudah memiliki nilai hasil ujian sekolah dan nilai-nilai pada semester sebelumnya. UN ada atau tidak, sekolah sudah punya bahan untuk.menentukan kelulusan siswa. Mengumumkan sesuai dengan jadwal. Kalau tidak berubah tanggal 6 Mei," katanya.
ADVERTISEMENT
Dengan berakhirnya pembelajaran siswa kelas 12 sekolah tak lantas lepas tangan kepada para siswanya. Andar sebagai kepala sekolah mengharapkan agar di waktu yang cukup panjang ini bisa dimanfaatkan oleh para siswa untuk mempersiapkan diri menyambut ujian masuk perguruan tinggi.
"Khusus kelas 12 dengan tidak adanya UNBK, kita harapkan tetap mau belajar mandiri untuk persiapan masuk perguruan tinggi. Memang anak-anak kelas 12 sudah ada yang diterima di beberapa PT (perguruan tinggi), tapi masih ada juga yang akan tes. Harapan kita kelas 12 dapat memanfaatkan waktu ini untuk belajar bagi yang akan mengikuti tes tertulis," ungkapnya.
"Bisa saja SMA BOSA tetap memberikan latihan (via e-learning). Sifatnya memperkaya dan membantu persiapan peserta didik dalam menyambut tes (masuk perguruan tinggi). Tadinya konsetrasi pada UN, maka sekarang lebih baik fokus ke ujian masuk PT (perguruan tinggi). SMA BOSA mencoba memberikan pelayanan akademis. Walaupun tidak menghadapi ujian nasional lagi, tetapi sebagai bekal masuk perguruan tinggi, akan lebih baik kalau sekolah memberikan pelayanan. Ini sedang kami siapkan," katanya.
ADVERTISEMENT
Di samping itu saat ini sekolah juga masih berfokus pembelajaran jarak jauh bagi siswa kelas 10 dan 11. Melihat kondisi saat ini, e-learning merupakan solusi terbaik. Menurutnya, jangan dipaksakan masuk sekolah saat situasi belum benar-benar aman dan pulih.
"Saya menyambut gembira kebijakan pemerintah yang sudah mengatur tentang kenaikan kelas dan PPDB juga, ini sangat baik. Tidak usah terpancang pada waktu. Pembelajaran disekolah dikembalikan ketika situasi benar2 sudah aman. Soal prasyarat dan teknis untuk.memperoleh nilai guna kenaikan kelas bisa kok kita kondisikan. Toh selama ini pembelajaran online berjalan dengan baik," imbuhnya.
"Saya mengharapkan pengembalian pembelajaran di sekolah harus dalam situasi dan kondisi yang sudah aman. Jangan hanya karena persoalan akademik tetapi mengabaikan keselamatan jiwa. Justru waktu sekarang yang membuat peserta didik lebih banyak tinggal di rumah harus digunakan untuk membangun relasi dan refleksi baik kepada Tuhan maupun dengan keluarga. Tentu ini bagian dari pendidikan karakter," pungkasnya.
ADVERTISEMENT