Asal-usul Nama 'Jembut Kecabut', Dawet Legendaris dari Purworejo

Konten Media Partner
30 Mei 2019 12:23 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Es Dawet Jembut Kecabut. Foto: adn.
zoom-in-whitePerbesar
Es Dawet Jembut Kecabut. Foto: adn.
ADVERTISEMENT
Mencicipi makanan atau minuman khas tentu jadi kegiatan yang tidak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke suatu daerah. Terlebih jika kuliner tersebut terbilang unik dan sulit ditemukan di daerah lain, seperti minuman khas Purworejo, Jawa Tengah, ini yang dinamakan Dawet Jembut Kecabut.
ADVERTISEMENT
Nama itu memang terkesan tak senonoh, tetapi sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan arti harfiah dari kata 'jembut' yang berarti rambut kemaluan.
'Jembut kecabut' dalam nama dawet itu merupakan singkatan dari lokasi minuman itu dijual, yakni di dekat Jembatan Butuh, Kecamatan Butuh. Jadi 'jembut' sebenarnya akronim dari Jembatan Butuh, sedangkan 'kecabut' akronim dari Kecamatan Butuh.
“Iya, benar. Memang begitu namanya (Dawet Jembut Kecabut),” kata Aldies, seorang warga asli Purworejo, saat dihubungi Tugu Jogja, Kamis (30/5).
Minuman khas Purworejo itu berawal dari seorang pria, Ahmad, yang pada tahun 1950 mendirikan warung dawet hitam di sebelah timur Jembatan Butuh. Usahanya itu terus hidup hingga saat ini diteruskan oleh anaknya, Wagiman.
Warung dawet hitam itu kini bernama ‘Dawet Hitam Asli Pak Wagiman Butuh’. Namanya yang unik membuat banyak wisatawan penasaran dan mampir ke warung itu untuk mencicipinya.
ADVERTISEMENT
Jika biasanya dawet berwarna hijau, maka kuliner legendaris khas Purworejo ini berwarna hitam. Warna hitam itu bukan berasal dari pewarna buatan, melainkan dari jerami padi yang sudah dibakar dan dihaluskan abunya.
(asa/adn)
Foto: adv.