Konten Media Partner

Aturan bagi Pejalan Kaki di Malioboro Saat New Normal

21 Juni 2020 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penanda jalur searah di Kawasan Malioboro. Foto: twitter/@humas_jogja
zoom-in-whitePerbesar
Penanda jalur searah di Kawasan Malioboro. Foto: twitter/@humas_jogja
ADVERTISEMENT
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Yogyakarta telah menyusun sejumlah protokol baru bagi wisatawan yang menyambangi pusat wisata itu di masa new normal.
ADVERTISEMENT
Salah satu protokol yang dibuat yakni soal pengaturan akses bagi pejalan kaki menjadi dua arah yaitu utara dan selatan. Dalam aturan ini pejalan kaki di Malioboro harus ingat, dari arah mana saat masuk ke Malioboro, apakah dari utara atau selatan.
Sebab dari pihak UPT Malioboro sejak Kamis (11/6/2020) lalu telah menentukan, bahwa trotoar atau pedestrian bagian barat hanya diperuntukkan untuk akses pejalan kaki yang masuk dari selatan (arah Titik Nol Kilometer) menuju ke utara (arah Stasiun Tugu).
Sedangkan sisi trotoar sebelah timur digunakan untuk akses pejalan kaki dari arah sebaliknya, utara ke selatan.
"Pembagian akses pejalan kaki itu, mengatur pengunjung yang masuk ke Malioboro saat masuk dan keluar harus dari trotoar sisi yang sama," ujar Kepala UPT Malioboro Ekwanto, Sabtu (20/6/2020).
ADVERTISEMENT
Ekwanto mencontohkan ketika pengunjung masuk dari selatan, saat dia sudah sampai utara dan mau keluar, harus menyeberang dan berjalan melalui trotoar di sisi timur hingga keluarnya di Pasar Sore.
Sedangkan kalau masuknya dari sisi utara, kalau sudah sampai selatan harus menyeberang dan berjalan melalui trotoar sisi barat hingga keluar di Jalan Pasar Kembang.
Namun, jika pengunjung itu saat sudah berjalan di tengah Malioboro lalu tiba-tiba ada keperluan mendadak dan harus segera keluar dari kawasan itu, bisa langsung menberitahu petugas yang berjaga.
"Intinya kalau mau balik arah, masuk dari selatan ya keluar dari selatan, begitu juga sebaliknya,” ujarnya.
Ekwanto mengatakan pada setiap titik masuk Malioboro akan ada petugas yang memeriksa suhu dan mengecek alat pelindung diri yakni masker. Petugas itu tersebar. Misalnya di sisi utara ada di depan Hotel Grand Inna, sisi selatan ada di Tugu Ngejaman, utara Gedung Agung.
ADVERTISEMENT
"Nyuwun sewu (mohon maaf) kalau tidak pakai masker, kami minta untuk putar balik, dilarang masuk. Selain itu, pengunjung juga wajib untuk scan barcode yang tertera, untuk memudahkan kami melakukan pelacakan jika terjadi sesuatu," kata dia.
Ketentuan ini tak hanya berlaku bagi para pengunjung saja, melainkan juga berlaku untuk pedagang.
Untuk petugas jaga yang melakukan pengecekan, Ekwanto mengatakan bahwa petugas akan aktif selama 24 jam.
“Kami bagi menjadi 3 shift, per delapan jam, jam 8 pagi hingga 4 sore, dan seterusnya. Kami harapkan, kontrol bisa dilakukan tanpa jeda, kalau ada jam nonaktif-nya kan percuma sebab Malioboro aktif sehari penuh,” ujarnya.
Disinggung mengenai kemungkinan masuknya pengunjung dari sirip-sirip Malioboro, Ekwanto menjelaskan bahwa pihaknya telah memikirkan kemungkinkan tersebut.
ADVERTISEMENT
Ekwanto mengatakan ada 11 sirip jalan masuk Malioboro dari sisi samping. Saat ini sudah ada petugas yang berjaga pada titik-titik tersebut. Hanya saja, belum semuanya dibekali dengan alat cek suhu tubuh. Sejauh ini, petugas-petugas tersebut kewajibannya adalah mengingatkan siapapun yang akan masuk ke Kawasan Malioboro namun tidak mengenakan masker.
Untuk mendukung imbauan pemerintah, saat ini di sepanjang Malioboro sendiri telah ada fasilitas 40 wastafel cuci tangan.
Pembagiannya, sepanjang trotoar sisi kanan ada 20 buah dan trotoar sisi kiri 20 buah.
Ekwanto mengatakan dalam kurun sepekan terakhir, tercatat ada sekitar 3000- 4000 pengunjung yang sudah memasuki Kawasan Malioboro. (atx)