Konten Media Partner

Awas! Dot Bikin Bayi Bingung Puting

2 Oktober 2019 7:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi dot bayi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi dot bayi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Penggunaan dot sebagai media pemberian minum pada bayi dianggap sebagai sesuatu yang lazim hingga saat ini. Botol dot masih dipandang sebagai perlengkapan wajib yang harus dimiliki jika seseorang memiliki bayi atau anak. Pola pengasuhan pun kebanyakan mengandalkan botol dot sebagai alat untuk menenangkan bayi.
ADVERTISEMENT
Bayi menangis diberi dot. Bayi ngantuk diberi dot. Bayi atau balita rewel karena bosan, diberi dot. Pengasuh, baik itu orang tua maupun orang lain, seolah tidak melihat cara lain untuk menenangkan bayinya selain dengan memberikan dot.
Semakin bertambahnya pengetahuan orang tua dan semakin tingginya kesadaran untuk memberikan ASI kepada bayi dengan menyusui, maka diketahui pula adanya risiko penggunaan dot sebagai media pemberian minum pada bayi.
Istilah yang dikenal adalah bingung puting yaitu bayi kehilangan refleks hisap atau melemahnya hisapan bayi pada payudara ibu dikarenakan pemakaian botol dot. Bingung puting juga bisa ditandai dengan bayi menolak menyusu langsung pada payudara ibu.
Namun, ibu sering terlena karena bayinya tidak menolak menyusu pada payudara padahal saat ditinggal bekerja bayi minum ASI perahan (ASIP) dari botol dot. Gejala bingung puting tidak selalu ditandai dengan bayi menolak menyusu. Bayi tetap mau menyusu tapi hisapannya tidak sama dengan saat bayi belum mengenal botol dot. Hisapan bayi melemah karena mekanisme menghisap dot berbeda dengan menghisap payudara.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui bahwa hisapan bayi adalah rangsangan paling efektif untuk payudara mengeluarkan ASI. Bisa dibayangkan jika rangsangan itu lemah maka ASI pun tidak keluar secara optimal. Jika kondisi ini dibiarkan secara terus-menerus maka produksi ASI ibu akan menurun, biasanya ditandai dengan hasil perahan ASI yang sedikit. Kemudian, tidak menutup kemungkinan bayi akan menolak menyusu pada payudara jika lama-kelamaan bayi merasakan aliran ASI yang lambat dari payudara sehingga lebih memilih minum dari botol dot.
ASI adalah hak anak yang harus dipenuhi. Rekomendasi dari WHO menyebutkan bahwa standar emas pemberian makanan pada bayi adalah IMD, ASI ekslusif saat 0-6 bulan, pemberian MPASI dengan menu gizi seimbang saat bayi berusia 6 bulan, dan terus dilanjutkan ASI hingga dua tahun atau lebih.
ADVERTISEMENT
Untuk menjamin ibu dapat menyusui bayi dengan keberlanjutan maka risiko-risiko yang ada sebaiknya dihindari sama sekali. Lebih baik mencegah daripada mengobati kan? (Sunti Melati)