Konten Media Partner

Bakar Sampah Jadi Solusi Warga yang Tak Mau Bayar Angkutan Sampah

21 Februari 2019 9:15 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembakaran sampah di Yogyakarta, Rabu (20/2/2019). Foto: ken
zoom-in-whitePerbesar
Pembakaran sampah di Yogyakarta, Rabu (20/2/2019). Foto: ken
ADVERTISEMENT
Masih ada sebagian masyarakat yang belum mengetahui arti pentingnya mengolah sampah-sampah yang tersebar. Salah satunya, masyarakat masih saja membakar sampah dan menyebabkan polusi udara.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilakukan salah satu warga Kota Yoguakarta ini. Sebut saja Daryo (47) (bukan nama asli), warga Yogyakarta masih saja membakar sampah sebagai solusi menghilangkan sampah dilingkungannya.
Namun, bukan tanpa alasan. Daryo membakar sampah yang dihasilkannya karena enggan membayar angkutan sampah yang akan mengantar sampah-sampah miliknya yang berjarak lumayan jauh. Sebab, kata dia, untuk mengangkut sampah miliknya harus menggunakan kendaraan angkut.
"Yang jelas kalau mau nganter ke tempat sampah kita harus bayar juga soalnya tempat sampahnya kan jauh sekali. Jadi dari pada bayar, maka saya fikir saya bakar saja dan abunya bisa untuk yang lain," ungkapnya, Rabu (20/2/2019).
Alasan tersebut dikatakan Daryo karena Dinas Lingkungan Hidup yang biasa menangani sampah tidak mengambil jenis sampah yang dihasilkannya berupa daun-daun potongan ranting pohon.
ADVERTISEMENT
"Kalau dinas kebersihan (DLH) itu kan nggak ngambil sampah seperti ini. Mereka cuman ambil sampah-sampah yang di rumah (sampah rumah tangga, dll)," ujarnya.
Daryo menyebut, DLH Kota Yogyakarta telah maksimal mengatasi sampah di masyarakat yakni dengan cara rutin mengambil dan membersihkan sampah masyarakat sekitar. Ia mengakui, DLH telah menyiapkan tempat pembuangan sampah di beberapa tempat.
"Untuk tempat pembuangan sampah sebenarnya sudah maksimal. Semua orang buang sampah, seperti kami disini, ada di sekitar pasar Gowok (Caturtunggal), kalau mau buang sampah kesana," ungkap Daryo.
Sementara untuk di kampung tempatnya tinggal, Daryo mengatakan warga sepakt mengumpulkan sampah dan Dinas Lingkungan Hidup tinggal datang mengambil. Ia mengungkapkan, warga cukup membayar iuran sampah saja.
"Kalau yang di kampung sini udah baik, dikumpulin dan bayar sewa sampah. Untuk bayarnya sih beda-beda, nanti dari segi sampahnya, banyak dan sedikitnya," pungkas Daryo. (ken/adn)
ADVERTISEMENT