Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten Media Partner
Batik Walang, Motif Asal Gunungkidul yang Terinspirasi dari Belalang
13 Desember 2020 11:04 WIB

ADVERTISEMENT
Pada 2009 silam batik Indonesia ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO. Hal ini tak lain karena makna, nilai, hingga simbol budaya yang terkandung dalam batik.
ADVERTISEMENT
Melalui batik karakteristik atau ciri khas suatu daerah dapat digambarkan. Tak ayal batik kemudian menjadi wujud dari kekayaan kebudayaan daerah tersebut.
Batik gaya Yogyakarta misalnya. Kehidupan masyarakat Yogyakarta sejak dahulu sudah sangat dekat dan bergantung pada alam seperti tanah dan pertanian. Hal ini menyebabkan batik gaya Yogyakarta memiliki motif dan warna yang cenderung berkaitan dengan alam seperti penggambaran gunung, bumi, flora, serta fauna. Dalam hal warna digunakan warna tanah seperti coklat, putih, biru tua, dan hitam.
Penggambaran karakteristik serta ciri khas sebuah lingkungan yang menandakan kekayaan kebudayaan pada batik pun juga dapat ditemukan pada daerah-daerah di Yogyakarta. Menjadikannya berbeda antara daerah satu dan daerah lainnya, salah satunya yakni batik asal Kabupaten Gunungkidul yang terinspirasi dari serangga belalang .
ADVERTISEMENT
Belalang goreng merupakan salah satu kuliner terkenal Gunungkidul. Jika mendatangi daerah ini maka dapat dengan mudah ditemui penjual belalang goreng di sepanjang jalan. Tak heran makanan eksotik ini kerap kali dijadikan oleh-oleh.
Kepopuleran belalang goreng menjadikan belalang menjadi ciri khas dan lekat namanya dengan Kabupaten Gunungkidul. Hal ini yang kemudian mendasari terciptanya Batik Walang yakni penyebutan belalang bagi masyarakat Jawa.
Kehadiran belalang di Gunungkidul merupakan hal yang wajar mengingat daerah ini berada di dataran tinggi dan memiliki banyak lahan berisi pepohonan. Namun, belalang-belalang tersebut menjadi ancaman alias hama bagi para petani.
Banyaknya jumlah belalang melatarbelakangi pengolahan belalang untuk menjadi makanan yang dapat dikonsumsi, Tidak hanya sekedear berguna untuk mengurangi hama tapi mengonsumsi belalang sekaligus menjadi pengganti daging bagi masyarakat Gunungkidul yang kurang mampu.
ADVERTISEMENT
Hewan belalang sendiri dapat dilihat secara jelas pada motif Batik Walang. Mulai dari antena, kepala, tubuh, kaki,dan sayap. Selain belalang, dalam Batik Walang juga terdapat daun pohon jati yang merupakan flora khas daerah Gunungkidul. (Nada Pertiwi)