Konten Media Partner

Belum Ada Pergerakan Warga untuk Mengungsi Usai Gunung Merapi Erupsi

11 Maret 2023 16:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erupsi Gunung Merapi. Foto: Twitter/@BPPTKG
zoom-in-whitePerbesar
Erupsi Gunung Merapi. Foto: Twitter/@BPPTKG
ADVERTISEMENT
Gunung Merapi kembali muntahkan awan panas guguran (APG), pada Sabtu (11/3) pukul 12.12 WIB siang. Berdasarkan laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan panas tersebut mengarah ke arah Kali Bebeng/Krasak. Meski demikian, hingga saat ini belum ada pergerakan warga mengungsi.
ADVERTISEMENT
Salah satu petugas SAR wilayah Turgo, Gimin menepis kabar bahwa sudah ada pergerakan warga yang mengungsi setelah adanya erupsi siang tadi.
"Belum (ada pergerakan), untuk mengungsi belum. Karena untuk awan panas arahnya tidak ke Kaliboyong tapi cenderung ke Bebeng dan Krasak," ujarnya saat dikonfirmasi Tim Tugu Jogja, Sabtu (11/3/2023).
Lebih lanjut, Gimin menyebut bahwa hanya lansia saja yang sudah bergeser dari rumah mereka ke lokasi yang tak terlalu jauh untuk antisipasi erupsi.
"Untuk lansia yang rumahnya di pinggir sungai cuma geser sedikit ke tempat saudaranya. Untuk saat ini situasi di Turgo terpantau aman. Beberapa warga memang ada yang berjaga di beberapa titik yang bisa memantau gunung," ungkapnya.
Di lain tempat, Petugas Pos Babadan, Yulianto dalam keterangan melaporkan ada sejumlah daerah diguyur hujan abu dampak Erupsi Merapi.
ADVERTISEMENT
"Kalo Pos Babadan saat ini sudah pasti terdampak APG. Ini cukup tebal," imbuh Yulianto.
Tak hanya Pos Babadan saja, sejumlah wilayah di wilayah Jawa Tengah dilaporkan mengalami hujan abu. Beberapa wilayah itu di antaranya tersebar di Kabupaten Magelang dan juga Boyolali.
Meski wilayah tersebut mengalami dampak hujan abu, Yulianto mengatakan bahwa pihaknya belum menerima adanya laporan adanya warga yang mengungsi di wilayah yang terdampak abu vulkanik. Pihaknya bersama BPPTKG akan memberikan rekomendasi kepada warga sekitar untuk mengungsi apabila cakupan wilayah awan panas guguran beserta abu vulkanik berkembang dalam beberapa event dan jaraknya lebih jauh dari 7 kilometer.
"Ini kan baru terpantau satu kali event. Terjadi 5-6 kali guguran. Kalau cakupannya terus berkembang dan jaraknya lebih jauh dari 7 kilometer maka besar kemungkinan akan ada rekomendasi kepada warga agar mengungsi," jelas Yulianto.
ADVERTISEMENT