Benarkah Tugu Jogja sama dengan Tugu Golong Gilig?

Konten Media Partner
8 Agustus 2019 13:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tugu Jogja atau Tugu Pal Putih. Foto: Dok. Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Tugu Jogja atau Tugu Pal Putih. Foto: Dok. Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tugu Jogja sering disebut Tugu Pal putih atau Tugu golong gilig menjadi simbol yang melekat pada  Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Garis imajiner dari Keraton Yogyakarta juga puncak gunung berapi pasti Tugu golong gilig yang berada di persimpangan antara Jalan Mangkubumi dengan jalan Pangeran Diponegoro.
ADVERTISEMENT
Penyebutan Tugu Jogja sebagai simbol Yogyakarta yang kini tengah menjadi tren belakangan ini adalah Tugu Pal putih atau Tugu Golong Gilig. Dua sebutan tersebut sebenarnya memiliki makna yang berbeda dengan yang sebenarnya. Sejatinya tugu yang saat ini berada di perempatan tersebut sejatinya bukanlah Tugu golong gilig. Lebih tepat tugu iti dikatakan dengan Tugu Pal Putih. Tugu Golong Gilig sebenarnya justru adalah miniatur yang kini sudah dibuatkan di sisi tenggara Tugu Pal putih tersebut.
Pengageng Tepas Dwarapura Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat atau yang dikenal sebagai kantor penghubung Keraton Yogyakarta, Kanjeng Raden Tumenggung KRT Jatiningrat, menuturkan sebenarnya Tugu Golong Gilig adalah simbolisasi dari Pancasila, persatuan dan kesatuan itu ada di Tugu tersebut.
Pengageng Tepas Dwarapura Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat atau yang dikenal sebagai kantor penghubung Keraton Yogyakarta, Kanjeng Raden Tumenggung KRT Jatiningrat saat menunjukkan miniatur Tugu Golong Gilig. Foto: erl.
"Tugu Golong Gilig sebenarnya memiliki makna Habluminalloh Habbluminanas yang Qurani harus benar-benar serasi, khususnya bagi para pemimpin," tuturnya, Kamis (8/8/2019).
ADVERTISEMENT
Persatuan dan Kesatuan yang Golong (penuh) dan Gilig (seirama ke bawah), sehingga bentuk Tugu yang ada di perempatan tersebut harusnya seperti yang dijelaskan. Tetapi hal ini didiamkan saja karena sudah masuk dalam Heritage dunia atau benda cagar budaya yang harus dilestarikan. 
"Tetapi sebenarnya ada contoh yang putih di sebelah timur itu. Itu dibuat setelah Sultan kita beri masukkan," paparnya.
Ia memperingatkan, jika tanda atau simbol itu sebenarnya doa. Ketika Tugu Pal Putih tersebut berbentuk seperti yang ada saat ini, maka sebenarnya itu adalah doa yang menurutnya salah. Ia mengibaratkan seperti nama seseorang yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya yang selalu mengandung makna doa keinginan dari orang tua kepada anaknya.
ADVERTISEMENT
Baginya, Simbol tugu golong gilig juga seperti itu. Persatuan dan kesatuan bangsa ini sangat didambakan yang diridhoi Allah sudah jelas. Namun jika dibaca di Tugu tersebut ada Kalimat Wiworo Harjo Manggolo Projo yang berarti inti kesejahteraan bagi pimpinan. Jadi bukan seperti simbol sebenarnya yaitu persatuan dan kesatuan.
Tulisan yang ada di Tugu Pal Putih atau Tugu Jogja. Foto: erl.
"Karena Belanda sangat kaku dengan simbol itu sehingga mereka melakukan rekayasa sedemikian rupa agar simbol tersebut tidak ada," terangnya.
Hanya saja ia memperingatkan, jika tugu tersebut dibiarkan seperti sekarang ini, padahal sebenarnya itu adalah simbol dari doa. Ketika Tugu Pal Putih tersebut berbentuk seperti yang ada saat ini, padahal sebenarnya itu adalah doa yang menurutnya salah. Ia mengibaratkan seperti nama seseorang yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya yang selalu mengandung makna doa keinginan dari orang tua kepada anaknya. Makna dari doa wiworo Harjo Manggolo Projo yaitu Wiworo bermakna pintu, Harjo bermakna kesejahteraan, dan Manggolo Projo bermakna pimpinan. 
ADVERTISEMENT
"Itu tulisannya Jawa, banyak tidak dibaca,"ungkapnya.
Ia menyebutkan, Tugu Golong Gilig sebenarnya sudah ada sejak Kerajaan Ngayogyakarto Hadiningrat ada. Namun pada zaman pemerintahan Sri Sultan HB VI, tugu tersebut pernah runtuh karena gempa. Setelah runtuh, selama 22 tahun reruntuhan dibiarkan begitu saja tanpa ada renovasi sedikitpun.
"Sebenernya Belanda itu takut sama sekali waktu itu kan kita masih dalam masa penjajahan. Kalau akan dikembalikan ke bentuknya ke Tugu Golong Gilig maka dia (Belanda) khawatir dengan simbolisasi Tugu Golong Gilig akan terwujud. Maka Belanda merencanakan bentuk seperti itu," paparnya.
Sedangkan sebenarnya di Njeron Beteng (kawasan di dalam Beteng Keraton Ngayogyakarto) sendiri sangat terkenal Tukung Gukung Gunotole yang berarti Metu Mlebu Plengkung Tugu Ono Pentole. Ungkapan itu telah mendarah daging bagi masyarakat yang tinggal di dalam Beteng.
ADVERTISEMENT
Sehingga sejatinya puncak atau bagian atas dari Tugu Golong Gilig tidak berbentuk lancip seperti sekarang ini, melainkan ono penthole atau ada seperti bola. Desain yang ada pada Tugu Pal Putih saat ini adalah sebenarnya desain dari Belanda. Di mana ada tulisan diterjemahkan dalam tulisan Jawa yang diterjemahkan dua hal yaitu Sultan dan yang kedua adalah Hindia Belanda yang saat itu dipegang Gubernur jenderal, Kerajaannya Ngayogjokarto Hadiningrat.
"Jadi dua-duanya didoakan. Itu pernah dikonsultasikan ke Sri Sultan HB ke-7 tapi benar apa tidak saya tidak tahu ya kita lihat saja perjalanan kedepan seperti apa,"tuturnya.(erl/adn)