Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Berburu Sego Gudang di Pasar Ngalang, Gunungkidul
1 April 2018 7:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Temaram langit semburat berwarna merah jingga mulai terlihat di Gunungkidul, kabupaten yang berada di ujung timur Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (30/3) pagi. Kabut tipis turun membasahi bumi menghapus cakrawala.
ADVERTISEMENT
Sembari membawa bakul berisi sayuran digendong menggunakan kain jarik, seorang nenek renta menyusuri jalanan beraspal di Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Gempita riuh suara transaksi bersahutan dengan lagu Bojoku Galak dinyanyikan Via Vallen dari speaker milik penjual VCD menambah suasana Pasar Ngalang semakin meriah.
Di sudut kanan paling depan tepat di sisi kiri pintu masuk pasar tersebut, terlihat belasan laki-laki mengitari beberapa pedagang tembakau impor dari Temanggung dan Wonosobo. Kepulan asap membumbung dari mulut laki-laki yang mencicipi tembakau sebelum memutuskan untuk membelinya.
Sementara di sudut kiri paling depan Pasar Ngalang, belasan orang terlihat memperhatikan dengan seksama puluhan kambing yang diikat oleh pemiliknya pada bambu panjang. Aroma pesing bercampur khas kotoran kambing menjadi parfum menarik untuk mencermati.
ADVERTISEMENT
Lorong demi lorong Pasar Ngalang nampak meriah Jumat (30/3) pagi. Pasar Ngalang yang letaknya sekitar 25 kilometer dari ibukota Kabupaten Gunungkidul, Wonosari, ini memang sangat menarik untuk dikunjungi. Tak hanya penduduk lokal, wisatawan pun tertarik untuk mendatangi pasar yang masih 'alami' alias benar-benar tradisional ini.
Keramahan pedagang Pasar Ngalang selalu menghiasi puluhan los permanen dan semi permanen pasar ini.
Keanekaragaman dagangan yang disuguhkan pedagang menambah daya tarik pasar ini. Sayang, keramahan Pasar Ngalang hanya bisa dijumpai setiap hari pasaran, Pahing dan Wage.
"Ramene namung nek Wage, menawi Pahing niku sepen (Ramainya hanya Wage, kalau Pahing itu sepi)," tutur Ariyani, pedagang baju di pasar tersebut.
ADVERTISEMENT
Tak hanya keramahan, kuliner yang paling banyak diburu di pasar ini adalah Sego Gudang. Sajian tradisional yang berisi nasi putih dengan sayur daun pepaya dan kenikir serta sambel terbuat dari parutan kelapa. Menu tradisional ini semakin lengkap dengan tambahan lauk dari tempe bacem goreng, sejumput mi putih goreng ditambah oseng-oseng tempe dibumbui Kacang Tolo.
Sebagai penambah selera, Sego Gudang ini dibungkus dengan Daun Jati. Harganya pun cukup terjangkau untuk semua kalangan. Sebab, untuk mendapatkan sebungkus Sego Gudang ini, pengunjung cukup membayar dengan uang Rp 3.000. Meski murah, namun menu ini sudah membuat kenyang pengunjung.
Meski di pasar ini banyak pedagang Sego Gudang, namun Sego Gudang Rubini menjadi buruan paling dicari oleh pengunjung pasar ini. Untuk mendapatkan Sego Gudang Rubini, pengunjung harus antri cukup lama. Ramainya pengunjung di pedagang Sego Gudang lain baru terasa ketika Sego Gudang Rubini telah habis.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah menawi sami remen kalian Sego Gudang kulo (Alhamdulillah kalau pada suka Sego Gudang saya)," ujar Rubini dengan ramah. (erl)