Between Two Gates Kotagede, Jalan Simbol Kerukunan Masyarakat di Yogyakarta

Konten Media Partner
20 Februari 2020 8:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah di Between Two Gates atau 'di antara dua gerbang' di Kotagede, Yogyakarta. Foto: Fecabook/Mataram Kratoning Budaya Kotagede Heritage
zoom-in-whitePerbesar
Rumah di Between Two Gates atau 'di antara dua gerbang' di Kotagede, Yogyakarta. Foto: Fecabook/Mataram Kratoning Budaya Kotagede Heritage
ADVERTISEMENT
Di salah satu daerah di Kotagede, ada salah satu arsitektur yang cukup unik yang dinamakan Between Two Gates atau 'di antara dua gerbang'. Tempat ini berupa lorong dusun di Kampung Alun-alun, Kelurahan Purbayan, Kecamatan Kotagede, DIY.
ADVERTISEMENT
Penamaan arsitektur dengan julukan Between Two Gates ini tak lepas campur tangan oleh sekelompok tim peneliti arsitektur. Istilah ini muncul di tahun 1986 dan kemudian menjadi populer di kalangan masyarakat Kotagede.
Dalam Ensiklopedia Kotagede Yogyakarta, Between Two Gates merupakan lingkungan permukiman semi tertutup karena diapit dua gerbang di ujungnya. Beberapa rumah ada yang berjajar membentuk deretan sehingga saling menyambung membentuk gang dari timur ke barat.
"Pada prinsipnya Between Two Gates adalah satuan lingkungan terkecil dari permukiman yang bersifat semi tertutup karena diapit oleh gerbang-gerbang pada kedua ujungnya. Satuan lingkungan tersebut terbentuk dari sejumlah joglo terdiri atas dalem dan pendhapa yang berjajar dalam satu deret," seperti yang tertulis di Ensiklopedia Kotagede Yogyakarta.
Between Two Gates atau 'di antara dua gerbang' di Kotagede, Yogyakarta. Foto: Fecabook/Mataram Kratoning Budaya Kotagede Heritage
Rumah yang berderet tersebut saling berhadapan utara dan selatan dan dipisahkan oleh jalan kecil atau lorong. Oleh karena itu, gang tersebut disebut sebagai Between Two Gates.
ADVERTISEMENT
Ada sembilan rumah yang dibangun. Uniknya, satu kepemilikan rumah terbagi di sisi utara dan selatan yang saling berhadapan. Artinya, setiap rumah yang berhadapan adalah milik satu orang. Rumah induk berada di sisi utara menghadap selatan.
Tak sekadar bentuk bangunan fisik saja, Between Two Gates menggambarkan lingkungan sosial dan budaya di tempat itu. Gang tersebut oleh masyarakat juga dijuluki gang kerukunan. Gang yang terbentuk tersebut sebetulnya merupakan sebagian tanah milik pribadi, namun boleh dilewati oleh umum. Hal ini menunjukkan bentuk kerukunan antarwarga.
Suasana Between Two Gates atau 'di antara dua gerbang' di Kotagede, Yogyakarta. Foto: Facebook/Mataram Kratoning Budaya Kotagede Heritage
"Lingkungan Between Two Gates tak ubahnya sebuah rumah besar yang ditinggali keluarga besar dengan sikap kerukunan dan gotong royong yang tinggi, sebagaimana terlihat dari sikap mereka merelakan sebagian lahan rumahnya untuk kepentingan bersama sebagai jalan atau dikenal sebagai jalan rukunan," tertulis dalam Ensiklopedia Kotagede Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi di lapangan yang dilakukan oleh peneliti ilmu sosial menemukan bahwa masyarakat di tempat itu menyadari bahwa mereka merupakan bagian dari masyarakat dan mengerti satu sama lain. Keberadaan jalan Kerukunan itu membuat warga yang tinggal didaerah tersebut menjadi lebih rukun karena sering berinteraksi.
Tentu kondisinya akan berbeda jika sudah berada di garis yang berbatasan tersebut masyarakatnya bersikap apatis dan meemasang tembok tinggi, selain akan membuat akses jalan keluar masuk kesulitan, tapi juga akan menghambat interaksi warga.