Konten Media Partner

Biaya Produksi Mahal, Petani di Sleman Diajak Terapkan Budidaya Cabai Sehat

10 Oktober 2024 20:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman saat melakukan pendampingan kepada petani cabai merah keriting di Samberembe Wetan, Candibinangun, Pakem. (Foto : Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman saat melakukan pendampingan kepada petani cabai merah keriting di Samberembe Wetan, Candibinangun, Pakem. (Foto : Istimewa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga cabai merah keriting (CMK) di Kabupaten Sleman, mengalami penurunan yang cukup signifikan. Saat ini harga cabe itu diketahui hanya mencapai Rp 6.000 per kilogram di pasar lelang.
ADVERTISEMENT
Tentu saja kondisi ini membuat para petani cabai tak balik modal mengingat harga jualnya jauh di bawah biaya produksi yang sudah dikeluarkan.
Alhasil untuk mengatasi hal itu, para petani mencoba bertahan dengan strategi budi daya berbiaya rendah. Selain itu, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman juga melakukan pendampingan kepada petani cabai merah keriting di Samberembe Wetan, Candibinangun, Pakem, untuk memotivasi karena anjloknya harga komoditas tersebut saat ini.
"Kami menyambangi petani cabai untuk memberikan dukungan, dan kami optimistis harga cabai merah akan membaik lagi pada November," kata Plt Kepala DP3 Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Kamis (10/10/2024).
Pihaknya memperkuat hilirisasi khususnya komoditas cabai untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para petani. Kata dia, dengan berbagai inovasi maka hilirisasi produk pertanian ini menjadi salah satu kunci mensejahterakan petani.
ADVERTISEMENT
Salah satu upaya hilirisasi yang didorong adalah dengan pengeringan hasil pertanian cabai. Untuk membantu para petani dalam pengeringan hasil hortikultura tersebut, DP3 Sleman memberikan bantuan berupa sistem pengeringan solar dryer dome kepada Koperasi Pemasaran Perkumpulan Petani Holtikultura Puncak Merapi (KPPHPM) di Purwobinangun, Pakem.
"Pengeringan merupakan salah satu teknologi sederhana untuk mendapatkan produk hortikultura dengan daya tahan terjaga lebih lama dengan kualitas yang baik. Pada umumnya petani maupun pelaku usaha pengolahan hasil hortikultura melakukan pengeringan mengandalkan sinar matahari. Tetapi kelemahannya adalah tingkat kerusakan produk cukup besar yang disebabkan oleh hujan, serangga, burung dan jamur sehingga," terangnya.
Solar dryer dome, dijelaskan Suparmono merupakan pengeringan yang menggunakan tenaga matahari dalam bangunan berbentuk dome/kubah. Tujuan pengeringan dengan solar dryer dome adalah agar pelaku olahan hortikultura tidak lagi menghadapi tantangan kontaminasi dari debu, air hujan dan cahaya ultraviolet pada hasil olahannya.
ADVERTISEMENT
"Alat sederhana ini sangat membantu petani/pelaku usaha karena proses pengeringan jadi lebih mudah," katanya.
Selanjutnya, Suparmono mengingatkan petani dalam menghasilkan produk yang kering perlu menjaga kualitas dan higienisnya produk, selain tujuan utamanya sebagai upaya tunda jual serta meningkatkan nilai tambah produk cabai.
"Bantuan bangunan pengering tenaga matahari ini harus dimanfaatkan agar para petani/pelaku usaha hortikultura dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat dijual sampai ke luar daerah," tandasnya.
(M Wulan)