Konten Media Partner

Boyolali hingga Klaten Diguyur Hujan Abu Imbas Erupsi Gunung Merapi

22 Januari 2024 11:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erupsi Gunung Merapi, Minggu (21/1/2024). Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Erupsi Gunung Merapi, Minggu (21/1/2024). Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
Aktivitas Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali meningkat.
ADVERTISEMENT
Terbaru, tercatat Gunung Merapi itu meluncurkan empat kali awan panas guguran (APG) pada Minggu (21/1/2024) sepanjang pagi hingga sore.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengatakan abu vulkanik itu menyebar hingga radius 30 kilometer alhasil menyebabkan sejumlah wilayah di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, terdampak guguran hujan abu tebal.
Kabar hujan abu vulkanik yang menjangkau sejumlah wilayah itupun beredar di media sosial.
"Visual Gunung Merapi berkabut dan arah angin ke Timur. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang berbahaya," tulis BPPTKG dalam keterangan resminya, Minggu (21/1/2024)..
BPPTKG mencatat awan panas guguran pertama, Minggu (21/1) dilaporkan terjadi pada pukul 08.25 WIB dengan amplitudo maksimum 62 milimeter dan durasi 191,28 detik dengan arak luncur maksimal APG pertama ini mencapai 2.000 meter atau dua kilometer ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
ADVERTISEMENT
Lalu disusul awan panas guguran berikutnya pada pukul 13.55 WIB. APG kedua ini memiliki amplitudo maksimum 42 milimeter dan berdurasi 214,40 detik. Jangkauan jarak luncur maksimalnya mencapai 2.000 meter ke barat daya atau Kali Bebeng.
Sementara APG ketiga terjadi kurang lebih satu jam berselang yakni pada pukul 14.12 WIB. Durasi APG ketiga ini paling lama dibanding dengan dua awan panas sebelumnya yakni selama 239,64 detik. Jangkauan APG ketiga juga paling jauh yakni dengan jarak luncur massal 2.400 meter ke arah barat daya.
"Awan panas guguran keempat terjadi pukul 17.19 WIB, dengan amplitudo maksimum 70 milimeter dan urasi 150 detik. Jarak luncur maksimal awan panas ketiga ini 1500 meter ke barat daya," kata BPPTKG.
ADVERTISEMENT
Akibat kejadian tersebut, sejumlah wilayah Boyolali dan juga Klaten terdampak abu vulkanik namun tidak terlalu signifikan. BPPTKG menghimbau agar masyarakat dapat menghindari aktivitas di luar ruangan hingga hujan abu tersebut mereda.
"Gunakan masker dan kacamata. Hindari aktivitas di luar ruangan hingga hujan abu reda. Hati-hati berkendara kondisi jalan licin akibat abu vulkanik," imbau BPPTKG.
Kendati demikian, sampai saat ini status Gunung Merapi tidak berubah, yaitu level III atau siaga.
(M Wulan)