Konten Media Partner

Branding Baru Kampung Cokrodiningratan, Laku Keberagaman dan Ekonomi Warga

17 September 2024 14:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung saat menikmati Sungai Code dari atas jembatan. FOto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung saat menikmati Sungai Code dari atas jembatan. FOto: istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kampung Wisata (Kamwis) Cokrodiningratan (Kasaningrat) memiliki ciri khas tersendiri yang ada di Yogyakarta, terlebih Sumbu Filosofis. Bagaimana tidak, kampoeng wisata ini memadukan konsep unik antara pariwisata dan keberagaman masyarakat.
ADVERTISEMENT
Tak ayal, kampung ini mendapatkan prestasi masuk sebagai 100 besar Anugerah Kampung Wisata di Indonesia oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Kampung ini seakan terlahir kembali dengan branding “Pelestari Lingkungan, Pengawal Keberagaman”
Saat dihubungi, Lurah Cokrodiningratan, Andityo Bagus Baskoro menyampaikan jika kedepan Kasaningrat dengan keunggulannya dapat menarik wisatawan tidak hanya lokal dan nasional, namun juga dari mancanegara.

Nyaman Dengan Keberagaman

Terkait dengan keberagaman, ia menyampaikan bahwa hal tersebut menjadi suatu yang mengakar kuat, terutama dengan berdirinya berbagai tempat ibadah yang saling memberikan ruang. Di Kelurahan tersebut 5 Agama juga nampak bisa berbaur tanpa ada persinggungan satu sama lain.
“Keberagaman di Kelurahan Cokrodiningratan itu bisa dilihat dari keberadaan berbagai tempat ibadah antar umat beragama seperti adanya Masjid Cokrokusuman, ada Gereja Katolik St Albertus, keberadaan Klenteng Kwan Tee Kiong yang tertua di Yogyakarta,” katanya.
ADVERTISEMENT

Turut Kawal Kelestarian Lingkungan Hidup

Sempitnya lahan perkotaan bukan menjadikan Kelurahan ini meratapi keterbatasannya. Hal tersebut justru menjadi unggulan bagaimana para warga sukses dalam melakukan pengelolaan sampah di Kota Jogja.
Hal tersebut yang kemudian menjadi salah satu identitas yang disematkan sebagai kampung pelestari lingkungan. “Kenapa Kasaningrat disebut sebagai itu pelestarian lingkungan, karena di sini ada sekolah sungai dan sekolah recycle sudah diadopsi berbagai level di nasional dan berada di pelestari lingkungan yang lain,” katanya.
“Kami tentunya berkomitmen menjaga keindahan lingkungan hidup terutama Sungai Code melalui 3 Kampung yakni Cokrodiningratan, Jetisharjo, dan Cokrokusuman,” katanya.
Dirinya menyampaikan di Kampung-kampung yang menjadi lokus memiliki berbagai program salah satunya konservasi bulus sebagai biota yang dilestarikan. Terdapat pula bengkel sampah yang memproduksi berbagai karya seni yang berbahan dasar sampah dari berbagai Bank Sampah yang ada di sekitar.
ADVERTISEMENT
Potensi Wisata
Berbagai paket wisata dapat menjadi pilihan bagi para wisatawan. Di Kasaningrat, para pengunjung dapat merasakan sensasi melewati bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang khas. Selain itu, para wisatawan dapat belajar membuat makanan tradisional yang bahan-bahanya dibeli secara langsung di Pasar Kranggan.
Kasaningrat juga menyediakan sarana bagi wisatawan untuk bisa memakai alat musik dan belajar kesenian tradisional seperti geguritan, membaca puisi, dan melukis. Ada pula sensasi berkebun di lahan terbatas miliki warga kampung sekitar. Pengunjung dapat memulai untuk belajar bagaimana menanam dan membuat pupuk organik. Selain itu juga terdapat budidaya maggot yang bisa disaksikan sebagai cara dalam mengatasi masalah sampah.
Potensi Ekonomi
Andityo menyampaikan bahwa Kasaningrat memiliki peran penting dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Kendati begitu, ia menyampaikan sejauh ini pendapatan dari potensi yang dimiliki disebutnya belum maksimal.
ADVERTISEMENT
“Kita ada beberapa potensi yang belum banyak dikunjungi (wisatawan), ini acara kemarin di pintu barat kepatihan saat branding Logo Kasaningrat dengan tagline Pelestari Lingkungan dan Pengawal Keberagaman menjadi ajang promosi,” jelasnya.(Hadid Husaini).