Bukan Mitos, Duduk di Atas Bantal Bisa Bisulan

Konten Media Partner
23 November 2019 16:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bantal. Foto: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bantal. Foto: Shutterstock.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Jangan duduk di atas bantal, nanti bisulan!"
Bagi masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di daerah Jawa, pasti pernah mendengar kalimat ini. Ya, duduk di atas bantal dipandang sebagai hal yang pamali atau tidak boleh dilakukan. Konon duduk di atas bantal bisa membuat pantat jadi bisulan. Lantas, apakah anggapan ini benar atau sekadar mitos saja?
ADVERTISEMENT
Sejauh ini belum ada penelitian secara medis yang membuktikan bahwa duduk di atas bantal dapat menyebabkan bisul. Sebenarnya tidak adanya kaitannya secara magis. Namun secara medis, duduk di atas bantal dianggap tidak baik karena dapat menyebabkan berbagai macam infeksi jika sarung bantal tidak diganti selama seminggu. Salah satunya disebabkan oleh keadaan dan kebersihan pada bantal saat digunakan untuk duduk.
Dr. Arthur Tucker, seorang ahli kesehatan dari Barts dan London NHS Trust, bantal di rumah adalah tempat yang paling ideal bagi kuman, bakteri, kutu debu, dan kotoran lainnya untuk berkembang. Bantal bisa menjadi sarang minyak, kulit mati manusia, dan lain-lain. Karena itu permukaan bantal bisa menjadi tempat yang sangat kotor, meski tidak kasat mata. Apalagi bantal duduk yang kadang tidak diperhatikan kebersihannya.
ADVERTISEMENT
"Hal ini menjadi tempat yang ideal untuk menyebar infeksi, sehingga ditemukan 30 kuman dalam satu bantal," kata Arthur.
David Woolfson, salah satu pendiri Gabriel Scientific mengemukakan bahwa pengendalian infeksi dan infeksi silang merupakan permasalahan terbesar bagi rumah sakit, sehingga sangat meningkatkan risiko pada kesehatan dan membutuhkan banyak biaya. Bahkan tempat tidur pun dijajah oleh berbagai macam bakteri yang menimbulkan peningkatan risiko sekalipun di rumah sakit.
"Praktik baik dalam melakukan pengontrolan infeksi harusnya mencakup bantal pengontrol infeksi yang sudah dilengkapi dengan Conformité Européenne (CE), serta rajin membersihkan dan desinfeksi pada bantal, bersamaan juga dengan penerapan audit bantal secara protokol," ujar Woolfson yang dikutip dari Building Better Health Care.
Hal ini berlaku tidak hanya pada bantal untuk duduk saja, tetapi juga pada bantal yang dipakai untuk tidur. Bantal tidur yang tidak sering dibersihkan dan diganti bisa menyebabkan jerawat pada wajah. Sementara itu, masih banyak orang yang tidak tahu tentang kebersihan bantal yang mereka gunakan untuk duduk, atau bantal hias di ruang tamu. Kuman dan bakteri yang menempel pada permukaan bantal ini bisa menyebabkan munculnya bisul, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif sehingga mudah ditumbuhi jerawat atau bisul.
ADVERTISEMENT
Jadi, rajin mengganti sarung bantal tidur atau bantal duduk setiap tiga hari sekali atau seminggu sekali agar terhindar dari bisulan dan kuman yang menempel di bantal. Jika kamu lantas bisulan karena sering duduk di atas bantal, Jangan langsung berpikir itu karena hal-hal supranatural. Kemungkinan besar itu karena bantal yang digunakan tidak sering dibersihkan sehingga dalam keadaan kotor. (Ayu)