Buku Fisik Tetap Asyik buat Milenial

Konten Media Partner
2 Agustus 2019 19:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Generasi milenial sedang memilih buku. Foto: Birgita.
zoom-in-whitePerbesar
Generasi milenial sedang memilih buku. Foto: Birgita.
ADVERTISEMENT
Dominasi E-book di era digital rupanya tak menggeser minat baca buku fisik di era digital. Orang terlalu banyak berasumsi bahwa milenial lebih suka format digital ketimbang fisik karena kepraktisannya. Namun pada kenyataannya tidak demikian.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), di tahun 2016 jumlah pengunduh e-book masih rendah dan dirata-rata unduhan tersebut merupakan e-book gratis. Masyarakat masih menggemari buku fisik untuk dibeli dengan beberapa pertimbangan tertentu.
Saat beberapa remaja ditanya, hampir semua menjawab memilih buku fisik untuk dibeli meski ada juga ada yang memilih e-book dengan alasan mobilitas membuat membaca harus lebih praktis. Sebagian berpendapat bahwa rasa dari memegang buku dan membolak-balik setiap lembaran tidak bisa digantikan dengan e-book.
"Kalau saya (pilih) fisik 100%. Feelnya beda megang buku fisik itu dan kalau di e-book itu kan kita sering terganggu baca di hp ada dm atau apa dan layarnya malah nggak kebaca" ujar Refin Muhammad Bandung saat ditemui di pameran buku Big Bad Wolf, Jumat (2/8/2019).
ADVERTISEMENT
Tak hanya soal feel buku saja, beberapa bahkan beranggapan bahwa buku fisik punya poin plus karena tidak membuat mata cepat lelah dan iritasi akibat terlalu lama menatap layar gadget dan terpapar radiasi. Seperti Alwin Lutfan Akbar yang merupakan mahasiswa Jogja yang mengaku bahwa dia merasa pusing saat membaca dalam bentuk e-book.
"(Buku) fisik sih lebih enak. Pusing aja kalau baca di e-book. Kalau (buku) fisik bisa dipegang dirasain. Hypenya itu beda gitu"
Selain faktor kesehatan mata, alasan buku fisik masih digemari adalah bentuk cetak bisa dijadikan sebagai koleksi dan dipajang. Bahkan bukudapat disimpan bertahun-tahun dan dapat dibagikan kepada orang terdekat atau malah diturunkan kepada anak cucu.
ADVERTISEMENT
"Saya pilih buku (fisik). Kita nggak tahu kedepannya (keberadaan buku fisik) seperti apa. Tapi kalau buku bisa kita simpan seperti di rak, kita bisa share ke orang lain. Kalau misalnya di koleksi ya kita bisa undang temen atau siapapun untuk sharing dan baca. Apa lagi kita bisa kasih turun ke anak cucu kita nanti" ujar Ndaru Tejo Murti wanita asal Solo. (Birgita/adn)