Cegah Longsor Susulan, BPBD DIY Buat Saluran Drainase

Konten Media Partner
25 Maret 2019 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi kompleks Makam Raja-raja Imogiri yang dipasang terpal, Senin (25/3/2019). Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi kompleks Makam Raja-raja Imogiri yang dipasang terpal, Senin (25/3/2019). Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY terus berupaya meminimalisir kemungkinan terjadi longsor susulan di kawasan Makam Raja-raja Imogiri. Selain menutup longsoran lama dengan terpal, beberapa skenario lainnya juga telah disiapkan.
ADVERTISEMENT
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantono, mengatakan untuk mencegah aliran air masuk ke longsoran eksisting maka direncanakan akan dibuat saluran dari parkir timur makam baru. Saluran ini dimaksudkan agar air tidak masuk ke longsoran sekarang dan tidak memicu lobgsor susulan.
"Selain itu juga akan dibuat drainase darurat dari area terpal ke sungai terdekat yang akan dilaksanakan Dinas PU ESDM DIY,"ungkapnya, Senin (25/3/2019).
Sepekan setelah longsoran pihaknya berupaya keras dalam pemasangan terpal di area longsoran. Hingga Minggu (24/3/2019) petang pihaknya telah merapikan pasangan terpal di sisi timur dan barat longsoran. Selain itu juga menjahit, memasang dan merapikan terpal yang dipasang di depan makam HB IX (Saptorenggo).
BPBD juga telah menjahit terpal sheet ke-4 untuk finishing untuk menutup bagian terbawah longsoran dengan ukuran 20 m x 30 m. Serta penyiapan material tanah/pasir untuk karung pemberat terpal agar tidak kabur. Pintu regol timur calon makam Sri Sultan HB X juga akan dipasangi terpal.
ADVERTISEMENT
"Terpal memang menjadi solusi sementara untuk mencegah longsor susulan,"tambahnya.
peneliti Geologi UGM, Wahyu Wilopo merekomendasikan beberapa hal agar peristiwa tersebut tidak terulang kembali atau meminimalisir korban jiwa. Ia memperingatkan jika kemungkinan besar bencana hydrometereologi akan terus terulang dan intensitasnya akan selalu mengalami peningkatan.
"Bencana hydrometereology dalam 10 tahun terakhir mengalami tren peningkatan. Dan ini akan terus berlanjut karena iklim telah berubah,"tuturnya.
Bagian dari kompleks Makam Raja-raja Imogiri yang dipasang terpal, Senin (25/3/2019). Foto: Istimewa.
Untuk meminimalisir korban jiwa, pihaknya merekomendasikan masih ada beberapa rumah yang perlu segera direlokasi oleh pemerintah Kabupaten Bantul dari seputaran lokasi longsoran ke tempat yang lebih aman. Sebab, rumah-rumah tersebut lokasinya sangat dekat dengan mahkota longsoran di Dusun Kedungbuweng.
Di samping itu, pemerintah juga harus segera mengevaluasi dan memperbaiki saluran drainase di kawasan kompleks makam Raja-raja Imogiri. Sebab, ada beberapa saluran drainase yang telah dibuat ternyata hanya sampai ke ujung tebing. Padahal seharusnya saluran drainase tersebut dibuat hingga ke bagian paling bawah bukit lokasi kompleks makam raja-raja Imogiri.
ADVERTISEMENT
Pihaknya juga berharap agar warga masyarakat meningkatkan kepedulian mereka terhadap lingkungan. Karena sebenarnya, pemerintah Kabupaten Bantul pernah memperingatkan kepada masyarakat di kawasan yang sekarang terkena tanah longsor bahwa di wilayah tersebut berpotensi terjadi tanah longsor.
"Namun yang namanya masyarakat ya tetap kurang perduli. Jadi sebenarnya kalau masyarakat sudah tahu di wilayahnya rawan tanah longsor. Maka seharusnya ketika terjadi hujan deras harus segera melihat ke atas bukit, dilihat bagaimana kondisinya. Kalau memang sudah ada tanda-tanda longsor ya segera bergeser ke tempat yang aman. Di samping itu juga tingkatkan ronda,"himbaunya.
Kepedulian masyarakat memang saat ini sudah berkurang. Bahkan tradisi dari nenek moyang dahulu yang selalu membuat lubang di tanah dengan tujuan untuk menampung sampah-sampah organik sudah hilang. Menurutnya hal tersebut perlu dihidupkan kembali oleh masyarakat. Karena sejatinya, lubang tanah atau yang masyarakat tempo dulu disebut sebagai 'Jugangan' tersebut juga berfungsi sebagai sumur resapan air, selain untuk membuat pupuk kompos.
ADVERTISEMENT
Di bagian atas bukit, reboisasi memang perlu digalakkan lagi. Karena bukan tidak mungkin banyak pepohonan yang hilang karena ulah manusia ataupun demi kepentingan proyek infrastruktur. Sementara untuk mengurangi dampak banjir, pemerintah setempat memang perlu membangun sebuah embung untuk penampungan air.
"Embung itu tidak harus besar. Tetapi minimal bisa mengurangi debit air sampai ke bawah,"terangnya. (erl/adn)