Konten Media Partner

Cerita Pelajar SMP di Gunungkidul yang Sukses Jadi Peternak Kelinci

21 September 2021 19:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gentur Rahmadhani, pelajar SMP di Gunungkidul yang sukses beternak kelinci selama pandemi. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Gentur Rahmadhani, pelajar SMP di Gunungkidul yang sukses beternak kelinci selama pandemi. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Gentur Rahmadhani, remaja kelas 9 SMP Negeri Playen Gunungkidul ini memang patut dicontoh. Di usia remaja seperti sekarang ini mampu memiliki usaha yang cukup lumayan hasilnya.
ADVERTISEMENT
Selama Belajar Dari Rumah (BDR) akibat pandemi COVID-19 yang menghantam Indonesia, ia berpikir keras untuk mengisi waktunya dengan kegiatan positif dan bisa menghasilkan uang. Remaja ini justru telah bertransformasi menjadi seorang pengusaha yang sukses.
Di rumahnya yang berada di Padukuhan Banaran IX, Kalurahan Banaran, Kapanewon Playen, Gunungkidul remaja ini memanfaatkan rumah kakeknya menjadi kandang kelinci. Kini ia berhasil memelihara ratusan kelinci berjenis Rex dan Heyla.
"Jenis Rex adalah jenis kelinci hias dan Heyla adalah kelinci pedaging," tutur Gentur, Selasa (21/9/2021).
Sejak belajar di rumah akibat pandemi corona, putra tunggal pasangan Sumanto dan Tuwisriyanti ini memulai memelihara kelinci. Beberapa kali remaja ini sudah berganti hewan peliharaan dengan harapan mampu mendapatkan uang dengan sendiri.
ADVERTISEMENT
Jenis pertama yang ia pelihara adalah Rex yang awalnya dianggap memiliki prospek bagus. Remaja ini memang baru memelihara Rex karena hanya jenis itu yang ia ketahui. Untuk awalnya, ia membeli sepasang kelinci Rex dengan harga Rp 600.000 sepasang.
"Saya memelihara itu karena baru tahu itu," tutur dia.
Selama hampir dua tahun, Gentur memelihara Rex dan ia anggap sudah membuatnya untung. Remaja ini belajar penuh soal seluk beluk memelihara kelinci termasuk pakan, vitamin dan berbagai jenis penyakit yang menyerangnya.
Untuk jenis ini, ia melepas harga jual perpasang umur 1,5 sampai 2 bulan dengan di angka Rp 150 ribu. Hanya saja, Rex ia jual hanya di area Gunungkidul melalui media sosial facebook dan instagram.
ADVERTISEMENT
Setahun lebih ia berkonsentrasi memelihara Rex. Namun setelah melihat banyak postingan soal kelinci Hyla, ternyata ia berubah pikiran untuk berganti memelihara kelinci jenis pedaging ini. Alasannya karena harga jual kelinci jenis Hyla ini lebih bagus ketimbang dengan jenis Rex.
"Saya beli 20 indukan dan 2 pejantan. Harganya 1 ekor indukan Rp 800 ribu,"tambahnya.
Bermula dari sepasang indukan kelinci jenis Rex seharga Rp 600.000 pada awal pandemi, remaja ini kini memiliki 25 indukan dan 90 anakan kelinci jenis Hyla. Untuk jenis Rex sudah ia jual semuanya dan bertekad memelihara jenis Hyla semuanya.
Jenis kelinci Hyla jantan ia menjual dengan harga Rp 40.000 perkilogram dan untuk kelinci betina ia jual dengan harga Rp 80.000 perkilogram. Sekali panen, ia menjual sebanyak 50 ekor jantan dan 50 ekor betina.
ADVERTISEMENT
"Kalau jantan bobot yang saya jual minimal 2 kilogram dan betina minimal 1,5 kilogram," tambahnya.
Gentur sendiri sebenarnya sudah dua kali panen dengan hasil kotor mencapai Rp 16 juta terus untuk pakan ya habis Rp 8 jutaan selama 4 bulan. Selain menjual ukuran pedaging, namun ketika ia jual dengan klasifikasi bakalan indukan maka ia labeli harga Rp 125.000 perkilogram.
Untuk ilmunya, ia lebih banyak belajar dari channel Youtube yang banyak bisa didapatkan di internet. Dari usahanya tersebut ia telah memiliki tabungan yang tidak sedikit. Bahkan ia mampu membangun kandang dengan kapasitas yang lebih besar lagi.
"Kalau kelinci itu bisa dijual urin dan kotorannya," ungkapnya.
Sumanto, bapak dari Gentur mengaku sangat bangga dengan anak semata ayamnya tersebut. Sejak kecil anaknya memang ingin selalu mandiri dan tidak menggantungkan hidupnya dari orangtuanya
ADVERTISEMENT
Sejak awal, lanjut Sumanto, anaknya tersebut ingin memiliki usaha sampingan yang bisa dikerjakan sembari tetap bersekolah. Gentur kecil memulai memelihara lele, kemudian beralih ke burung ocehan hingga akhirnya beralih ke kelinci.
Untuk tahap awal, ia membawa keliling anaknya ke peternak yang sudah sukses di Bantul hingga Magelang. Bahkan sesekali ia melepas anaknya ke Pasar Hewan di Pasty Bantul untuk belajar tentang hewan yang ia sukainya
Semenjak masuk SMP, Gentur sudah membantunya membuat tali tambang. Dalam sehari, Gentur mampu mendapat upah Rp 50.000 perhari. Dan Sumanto mengaku sangat terbantu dengan aktivitas anaknya tersebut
"Ya saya sudah tidak memberi uang jajan lagi. Minimal untuk beli paketan ya tidak minta uang lagi sama orangtuanya," ujarnya.
ADVERTISEMENT