IMG_20220804_201513_020.jpg

Cerita Pemuda yang Terapkan Sistem Pertanian Modern di Gunungkidul

4 Agustus 2022 20:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fahid Nurarrosyid petani muda di Gunungkidul yang terapkan sistem pertanian modern. Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Fahid Nurarrosyid petani muda di Gunungkidul yang terapkan sistem pertanian modern. Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
Fahid Nurarrosyid, warga Padukuhan Besari, Kalurahan Siraman, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, patut diapresiasi. Sejak 3 tahun belakangan, Fahid banyak menghabiskan waktunya untuk belajar tentang ilmu pertanian, dari cara tradisional hingga modern.
ADVERTISEMENT
Sentuhan tangan dinginnya kerap berbuah manis, selama menjadi petani muda, jarang sekali ia mengalami gagal panen meskipun saat cuaca buruk sekalipun. Selama bergelut di bidang pertanian, Fahid berhasil menerapkan teknologi modern untuk memaksimalkan hasil panen. Salah satu teknologi modern yang ia terapkan adalah penggunaan sistem rorak.
"Rorak adalah sistem dengan membuat bak tampung terintegrasi untuk mengantisipasi lahan banjir dikala musim penghujan," terang pencetus MasTani Farm itu.
Selain itu, ia juga sudah menerapkan manajemen pertanian sehingga selama proses produksi biaya-biaya yang dikeluarkan dapat tercatat dengan baik. Menurut Fahid data keuangan sangat membantu petani dalam mengkalkulasi laba dan rugi.
Fahid mengatakan, banyak keuntungan yang bisa didapatkan kalau petani mencatatkan semua transaksi atau biaya yang dikeluarkan selama proses tanam hingga panen. Salah satunya agar petani tahu berapa biaya yang dikeluarkan dan juga untuk menekan modal.
ADVERTISEMENT
"Selama ini kebanyakan petani tidak pernah menghitung berapa besaran yang dikeluarkan. Apalagi petani Gunungkidul, berapapun akan dikeluarkan asal tanaman mereka bisa dipanen,"terangnya.
Suasana lahan MasTani Farm dengan sistem pertanian modern. FOto: instagram/@mastani_farm
Karena kepintarannya itu pula, ia sering dimintai bantuan oleh kelompok tani lainnya untuk memberikan pelatihan lewat seminar-seminar. Saat ini ia tengah fokus memberikan pelatihan menanam buah melon dengan teknologi Internet Of Things (IOT) kepada para santri di pondok pesantren Darul Qur'an Wal Irsyad di Padukuhan Ledoksari, Kalurahan Kepek, Kapanewon Wonosari.
Berkat kegigihannya berkecimpung di dunia pertanian, pemuda ini didapuk untuk mewakili Gunungkidul dan DIY di ajang lomba inovasi pertanian tingkat nasional. Ia satu-satunya petani milenial asal Gunungkidul yang berhak mengikuti kegiatan lomba nasional tersebut.
Rencananya Fahid akan berangkat ke Ibukota Jakarta untuk berlomba bersama puluhan petani muda lainnya pada bulan September 2022 mendatang. Meski begitu, ia tidak ingin menjadikan lomba tersebut sebagai fokus. Ia lebih senang jika bisa berbagi ilmu untuk petani-petani lainnya.
ADVERTISEMENT
"Ya cukup berjalan saja, tidak ada persiapan yang cukup serius. Sekarang saya lebih sibuk mengurus lahan sama memberikan pelatihan,"ujar dia.
Fahid menceritakan, dirinya terpilih mewakili Gunungkidul dan DIY di ajang lomba ini berawal dari keikutsertaannya pada ajang lomba petani milenial tingkat provinsi. Kala itu ia bersaing dengan puluhan petani muda dari berbagai daerah kabupaten di DIY.
Suasana lahan MasTani Farm dengan sistem pertanian modern. FOto: instagram/@mastani_farm
Sekitar tahun 2021, Fahid ditunjuk oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul yang kini berubah menjadi Dinas Pertanian untuk mewakili Gunungkidul di ajang lomba petani milenial tingkat provinsi. Hasilnya, ia terpilih sebagai salah satu peserta terbaik sehingga berhak menjadi wakil dari DIY untuk mengikuti lomba di tingkat yang lebih tinggi.
"Saya akan kembali bersaing dengan petani muda dari 34 provinsi di Indonesia,"kata dia.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten