Konten Media Partner

Cerita Seniman Patung Naga di YIA: Butuh Waktu 1,5 Tahun

1 Januari 2022 15:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patung naga di YIA, Kulon Progo. Foto: Mustofa B Nahrawardaya
zoom-in-whitePerbesar
Patung naga di YIA, Kulon Progo. Foto: Mustofa B Nahrawardaya
ADVERTISEMENT
Keberadaan patung naga di Bandara YIA, Kulon Progo, menjadi perbicangan publik. Karya seni instalasi dari barang bekas berbentuk Naga Jalur Sutra dengan panjang 7 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 2,5 meter itu menjadi buah bibir karena disoal politikus Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya.
ADVERTISEMENT
Dalam cuitannya melalui media sosial Twitter, Mustofa mempertanyakan mengapa memasang patung berbentuk naga bukan patung burung garuda yang merupakan manifestasi lambang negara Indonesia.
Tri Suharyanto yang membuat patung naga dengan nama Patung Naga Jalur Sutra itu menyadari karya instalasi dari barang bekas tersebut bakal mengundang perdebatan publik karena berbentui naga yang merupakan simbol negara China.
Tri mengaku 1,5 tahun lamanya membuat seni instalasi Patung Naga Jalur Sutra tersebut. Ia memang sengaja membuat patung naga tersebut lengkap dengan peta kuno dan tulisan china simbolisasi dadi Jalur Sutra atau jalur perdagangan China di jaman keemasannya dulu.
"Ya bukan semata-mata hanya membuat sosok naga dari mitologi China. Tentu ada cerita di balik pembuatan karya itu," ujar dia ketika dihubungi wartawan.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya ia ingin mengingatkan kembali ekspedisi pelaut-pelaut nusantara yang dilakukan jauh sebelum ekspedisi Jalur Sutra yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho bahkan Columbus sekalipun. Bahkan konon ekspedisi pelaut nusantara dilakukan 100 tahun sebelum Laksamana Cheng Ho dan Columbus melaksanakannya.
Tak hanya itu, ekspedisi pelaut nusantara bahkan dikabarkan sampai ke Benua Amerika. Dan hal itu dilakukan oleh Gajah Mada, Sang Mahapatih kenamaan jaman Majapahit dahulu. Hanya saja, hal tersebut kini masih menjadi perdebatan dan banyak yang berusaha mempelajarainya mengingat literasinya yang cukup minim.
Menurut seniman berusia 49 tahun itu, nenek moyang Bangsa Indonesia adalah nelayan-nelayan tangguh yang mampu menaklukan Samudra bahkan sampai ke Benua Amerika. Mereka tak kenal rasa takut melaksanakan ekspedisi laut hingga ke berbagai belahan dunia.
ADVERTISEMENT
"Sekarang generasi kita sudah mulai lupa dengan kisah kejayaan pelaut-pelaut kita,"keluhnya.
Oleh karenanya, ia sengaja membuat instalasi berbentuk Naga Jalur Sutra karena ingin menggugah lagi semangat-semangat masyarakat Indonesia seperti saat Nusantara masih jaya. Pria asal Bantul itu juga ingin agar orang Indonesia tertarik lagi untuk membuka sejarah soal kejayaan Nusantara dulu.
"Nah maksud saya, kalau sudah tergelitik maka masyarakat langsung mengulik kembali tentang kebesaran Nusantara kita. Kita ini bukan bangsa yang kecil pada zaman itu. Dan ke depan kejayaan itu harus kita raih lagi," terangnya.