Konten Media Partner

Ciptakan Mobil Masa Depan, 26 Tim Mahasiswa Indonesia Bertarung di Singapura

27 Februari 2018 22:14 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sebanyak 26 tim mahasiswa Indonesia dari 20 Perguruan Tinggi (PT) mengembangkan inovasi mobil yang hemat energi. Mereka siap bersaing dengan 80 lebih tim mahasiswa dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah dalam Festival Shell Eco Marathon 2018 di Singapura pada 8-11 Maret mendatang.
Ciptakan Mobil Masa Depan, 26 Tim Mahasiswa Indonesia Bertarung di Singapura
zoom-in-whitePerbesar
Para mahasiswa mengembangkan solusi mobil yang inovatif dan hemat bahan bakar. Sehingga dapat menempuh perjalanan terjauh dengan menggunakan sumber energi paling hemat dan memenuhi standar keamanan. Tim asal Indonesia yang mewakili festival kali ini diantaranya dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Sebelas Maret Solo, Universitas Negeri Semarang, Politeknik Negeri Pontianak, Universitas Muhammadiyah Pontianak dan Universitas Lambung Mangkurat.
ADVERTISEMENT
Melalui festival itu, mahasiswa Indonesia diharapkan bisa memberikan inspirasi bagi anak muda lainnya untuk berkontribusi dalam menciptakan teknologi di bidang mobilitas dan energi. Apalagi saat ini terjadi peningkatan arus urbanisasi, standar hidup dan pertumbuhan penduduk juga membuat permintaan akan energi tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat.
"Kejayaan Indonesia ada di pundak generasi muda, termasuk dalam menjawab tantangan akan ketersediaan yang sangat variatif," ujar Direktur Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pembelajaran Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (kemenristekdikti), Dr Didin Wahidin dalam persiapan pemberangkatan tim di Hotel Tentrem, Selasa (27/02/2018).
Sementara, Andhika Angkasa, Manager Tim Semaar Urban UGM, menjelaskan dalam festival itu mereka mengembangkan mobil UrbanConcept. Mobil itu masuk dalam kelas energi mesin berpembakaran dalam yang berbahan bakar bensin dengan menggunakan mesin sepeda motor Hondra Supra 125 cc.
ADVERTISEMENT
"Kami menggunakan bahan bakar bensin yang cukup banyak digunakan di Indonesia. Rangka mobil kami menggunakan alumunium yang ringan dan kuat, serta bodinya yang dibuat aerodinamis menggunakan bahan ringan komposit serat karbon," jelasnya.
Aries Aditya, ketua tim Wasaka Universitas Lambung Mangkurat, mengungkapkan, tim mereka menurunkan mobil prototype Bauntung Evo.04. Mobil itu juga menggunakan bahan bakar bensin. "Kami fokus pada pengembangan mobil ini sehingga menggunakan bensin," imbuhnya. (ves)