Konten Media Partner

Damkar Kota Jogja Gelar Inspeksi Dasar soal Sistem Proteksi Kebakaran

22 Maret 2022 10:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas pemadam kebakaran saat menangani kebakaran di salah satu hotel di Yogyakarta. Foto: istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Petugas pemadam kebakaran saat menangani kebakaran di salah satu hotel di Yogyakarta. Foto: istimewa.
ADVERTISEMENT
Faktor keamanan dan sistem proteksi kebakaran menjadi salah salah satu hal yang vital untuk dimiliki sebuah gedung. Bagaimana tidak, kebakaran gedung menjadi salah satu bencana yang cukup sering terjadi. Karenanya, Damkar Kota Yogyakarta berencana menggelar sidak untuk mengecek kesiapan sistem proteksi.
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang digelar tahunan ini berencana akan menyasar 40 bangunan lagi. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta Octo Noor Arafat mengatakan kegiatan yang bakal dimulai pada April 2022 mendatang bakal menyasar 5 mal, 4 pabrik, 4 kantor, 1 bangunan cagar budaya, 20 hotel, 3 bank, 1 obyek vital, 1 kampus, dan 1 lainnya.
"Kita awal masih memberi sosialisasi 40 yang kita sasar. Kita memberi edukasi bagaimana sistem proteksi yang ideal dan manajemen kebakaran," kata Octo pada Senin (21/3/2022).
Ia menganalogikan ibarat hidup manusia, jika ada kebakaran, maka ada 3 cobaan yang diperoleh. Ketiganya ialah harta, nyawa dan citra.
"Kalau kebakaran itu resikonya harta, nyawa dan citra. Sebuah gedung apakah itu hotel, bank atau lainnya kalau terbakar maka citranya akan terbakar. Karenanya kami mengajak stakesholder untuk membersamai mewujudkan lingkungan siap siaga dengan proteksi kebakaran," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Nantinya ada sejumlah elemen dan ketersediaan sistem proteksi yang bakal diperiksa. Dimana beberapa yang diperiksa dari apakah ada sistem hidran, alat kelengkapan penyelamatan, sampai dengan yang mendasar adalah pintu darurat apakah telah memenuhi standar atau tidak.

Ada Pemilik Gedung Masih Fokus Pada Estetika

Bicara soal sistem proteksi, Octo berujar bahwa ada sejumlah pemilik gedung yang masih mementingkan estetika. Dia menyebut dalam praktiknya ada yang membuat pintu darurat disamarkan dan bukan dengan warna yang sesuai standar apakah bisa terlihat saat terjadi peristiwa darurat kebakaran.
"Ada beberapa yang disamarkan. Jadi kalau sekelilingnya triplek ini warnanya disamakan. Sehingga kalau ada kejadian darurat agak sulit untuk membedakan. Kadang masih ada banyak hotel atau bangunan tinggi yang lebih mengutamakan aspek keindahan daripada aspek keselamatan," kata Octo.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu saja ada pula yang meletakkan barang-barang di pintu darurat. Ada pula gedung yang belum memenuhi standar bahan pembuat pintu darurat justru dari bahan yang mudah terbakar alias bukan besi.
Karenanya menurutnya inspeksi ini hukan hanya sekedar pengecekan, ia berharap agar ini juga bisa menjadi upaya pemulihan terutama bagi pihak hotel. Harapannya semua stake holder bisa meningkatkan proteksi kebakaran.
"Upaya inspekai award ini juga bisa menjadi pemulihan ekonomi bahwasanya hotel ini bukan hanya memperhatikan CHSE tetapi juga memperhatikan safety dari kebakaran," ujar tutur Octo.