Dianggap Galak, Kepala Dukuh Perempuan di Bantul Ditolak Warga

Konten Media Partner
20 Mei 2019 9:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelantikan Dukuh di Bantul, Yogyakarta. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Pelantikan Dukuh di Bantul, Yogyakarta. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Yuli Lestari (41 tahun), warga Dusun Pandeyan, Desa Bangunharjo, Bantul, Yogyakarta, ditolak warganya sendiri lantaran lolos menjadi kepala dukuh di desanya. Hal itu bermula saat pemerintah membuka kesempatan pada warga yang ingin menjadi perangkat desa di Dusun Pandeyan dan Dusun Gatak.
ADVERTISEMENT
Namun, setelah melaksanakan serangkaian tes dan pemilihan, Yuli justru ditolak warga lantaran ia seorang perempuan.
“Katanya karena saya perempuan, galak, dan dianggap tidak melayani masyarakat,” ujar Yuli Lestari di Bantul, Minggu (19/5/2019).
Sebelumnya, Yuli merupakan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bangunharjo. Mengetahui adanya lowongan dari pemerintah desa, perempuan yang berprofesi sebagai guru Taman Kanak-kanak ini berminat untuk mendaftar.
“Karena tidak boleh terikat dengan BPD, ya saya mengundurkan diri secara resmi dan diketahui Pak Lurah," ujar Yuli.
Ia pun telah berdiskusi dengan sang suami untuk mencalonkan diri sebagai perangkat desa. Mendapat dukungan dari suami, Yuli memantapkan diri untuk daftar menjadi kepala dukuh.
Sejumlah hambatan pun dilaluinya untuk memenuhi syarat pendaftaran. Salah satunya adalah mengumpulkan 100 KTP. Walau begitu, Yuli akhirnya bisa mendapatkan 150 KTP. Ia pun membeberkan telah mengikuti sosialisasi dengan 5 calon kepala dukuh lainnya.
ADVERTISEMENT
“Habis itu saya tes di Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram. Tesnya seperti tes psikologi, wawancara, IT, dan pidato,” ujarnya.
Setelah melakukan tes, ia mendapat kabar bahwa dirinya berhasil menduduki peringkat pertama. Namun, di saat yang sama, sang ayah mengabarkan bahwa warga akan mendemo Yuli lantaran berhasil menduduki peringkat satu.
Yuli yang mengetahui hal tersebut merasa heran dengan penilaian masyarakat soal dirinya galak. Pasalnya, ia belum menjadi dukuh ketika masyarakat beranggapan dirinya galak. (asa/adn)