Dilema Petani Tanjungsari Hadapi Landak

Konten Media Partner
8 April 2018 21:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dilema Petani Tanjungsari Hadapi Landak
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Petani Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul tengah dilema dengan keberadaan hama landak yang menyerang tanaman di ladang mereka. Sebab, meskipun saat ini puluhan hektare tanaman palawija di wilayah mereka rusak akibat serangan binatang ini, namun warga mengaku tak berani berbuat banyak, mengingat tradisi mereka yang berseberangan.
ADVERTISEMENT
Tradisi tidak boleh membunuh landak secara langsung masih lestari di wilayah Tanjungsari, terutama di desa Kemadang. Karena jika membunuh landak secara langsung, warga khawatir akan terjadi bencana yang besar menimpa wilayah mereka. Akibatnya, populasi landak di wilayah tersebut diperkirakan meningkat drastis.
Salah satu upaya yang bisa warga lakukan adalah dengan memasang perangkap landak di tempat-tempat tersembunyi dan di tempat yang diperkirakan menjadi sarang landak. Jebakan atau perangkap-perangkap tersebut mereka buat sedemikian rupa agar tidak langsung membunuh landak-landak yang terjebak. Jebakan tersebut dibuat agar landak tetap hidup ketika ditangkap.
Dukuh Watu Belah (salah satu dusun di wilayah tersebut), Sulistya mengakui jika saat ini pihaknya memang tengah bingung dengan serangan landak. Sebab, serangan landak yang muncul dua bulan terakhir sudah sangat meresahkan warga. Serangan membabi buta landak-landak tersebut ke ladang mereka mengakibatkan tanaman terutama kacang tanah rusak dan tidak bisa dipanen.
ADVERTISEMENT
"Kami sebenarnya sudah lapor ke Dinas Pertanian, tetapi belum ada tindakan,” tuturnya.
Sebenarnya, lanjut Sulistya, warga bisa saja memburu landak-landak tersebut dan langsung mengeksekusinya. Hanya saja, niatan membasmi landak tersebut terbentur dengan keyakinan warga yang sudah turun-temurun berkembang di wilayah tersebut. Karena merupakan tradisi, warga takut untuk melanggarnya jika ingin hidup lebih tenang.
Tindakan warga hanya dilakukan secara pasif dengan memasang jebakan-jebakan di sarang-sarang landak. Dan memang benar jika saat ini populasi dari landak di wilayah tersebut meningkat drastis dibanding bulan-bulan sebelumnya. Sebab, dalam sepekan mereka memasang jebakan, setidaknya sudah ada 8 landak yang berhasil warga amankan.
Rohmad, salah seorang petani di Desa Kemadang berharap agar Dinas Pertanian segera turun tangan mengatasi permasalahan mereka. Jika dibiarkan terus menyerang ladang mereka, maka produktivitas palawija terutama kacang tanah di wilayahnya akan mengalami penurunan cukup drastis. Kacang merupakan salah satu tanaman andalan dari para petani dalam memanfaatkan lahan tadah hujan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kalau tidak dibasmi, nanti kita tidak bisa panen,"tambahnya. (erl)