Dinas Peternakan Gunungkidul Siaga Kemungkinan Merebaknya PMK pada Sapi

Konten Media Partner
13 Mei 2022 17:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memeriksa mulut sapi di Pasar Hewan Terbesar di Gunungkidul, Siyonoharjo. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memeriksa mulut sapi di Pasar Hewan Terbesar di Gunungkidul, Siyonoharjo. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Dinas Peternakan Gunungkidul kini mulai meningkatkan kewaspadaan menyusul merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) di 3 wilayah di Jawa Tengah. Kewaspadaan mereka meningkat menyusul ditemukannya PMK di Boyolali Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Retno Widyastuti mengatakan berdasarkan penelusuran yang ia lakukan ternyata sapi di Boyolali tersebut berasal dari pasar Praci, Pracimantoro yang berbatasan langsung dengan Gunungkidul.
Mereka mulai mengantisipasi penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di wilayahnya. Apalagi penularan penyakit ini disebut sudah merambah Jawa Tengah (Jateng).
"Jalur lalu lintas ternak kini diperketat dengan adanya potensi PMK. Terutama yang berbatasan langsung dengan Jateng seperti Kapanewon Girisubo, Rongkop, dan Semin," jelas Retno, Jumat (13/5/2022).
Menurutnya, 3 wilayah ini paling berisiko menjadi pintu masuk penularan PMK. Pos lalu lintas ternak yang berada di Ngawen dan Ponjong pun turut dipantau ketat, di mana prosesnya berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP).
Para peternak hingga pedagang juga sudah diimbau agar tidak membeli ternak dari luar daerah untuk sementara ini. Sebab ada kemungkinan ternak yang dibeli membawa penyakit yang berasal dari virus tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kami minta agar mereka tidak tergiur oleh harga murah dari ternak yang dijual asal luar," ujar Retno.
Retno juga menyebut PMK dulu pernah menyerang hewan ternak di wilayah ini. Namun kemudian mereda. Sekitar tahun 1986 Indonesia sudah berstatus bebas PMK, tapi sekarang muncul lagi. Untuk sementara memang belum ditemukan kasus PMK di Gunungkidul.
Menurutnya, PMK disebabkan oleh virus. Alhasil, penularannya pun bisa berlangsung sangat cepat. Bahkan bisa menyebabkan kematian pada ternak jika tidak segera tertangani.
Adapun ciri-cirinya ternak yang terpapar akan mengalami demam, mengeluarkan banyak liur, gelisah, hingga tidak bisa berdiri. Bahkan jika dibiarkan maka akan bisa menimbulkan kematian.
Meski demikian, Retno memastikan penyakit ini tidak menular ke manusia. Namun dengan catatan, proses pemotongan hewan harus benar-benar memperhatikan faktor kebersihan.
"Kalau yang dipotong terpapar PMK, sebisa mungkin bagian jeroannya tidak dikonsumsi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan konsentrasi paling tinggi virus PMK berada pada jeroan ternak. Namun untuk dagingnya dipastikan tetap aman dikonsumsi, selama dimasak hingga benar-benar matang.
DPKH Gunungkidul saat ini sudah membentuk Tim Unit Reaksi Cepat (URC) penanganan PMK. Salah satu kegiatan dilakukan pada pagi ini, di mana sejumlah hewan ternak di Pasar Siyono diperiksa kondisi kesehatannya.