Disdik Temanggung Akan Cek Sekolah Anak yang Tewas Diruwat

Konten Media Partner
20 Mei 2021 19:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah ALH, anak di Temanggung yang tewas diruwat dipasangi garis polisi. Foto: ari/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Rumah ALH, anak di Temanggung yang tewas diruwat dipasangi garis polisi. Foto: ari/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Kasus tewasnya anak di Temanggung usai diruwat mendapat perhatian dari berbagai pihak. Pasalnya, selama 4 bulan lamanya, ALH dibiarkan di dalam kamar oleh orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Diketahui ALH adalah siswi SD N Bejen, Temanggung. Karena pandemi corona, pihak sekolah menerapkan pembelajaran secara online alias daring. Hal ini membuat pihak sekolah tidak bisa mengontrol sepenuhnya keberadaan muridnya.
"Ya memang selama 4 bulan itu semestinya ada kecurigaan, tapi karena memang kondisi pandemi tidak seintens kalau pas keadaan normal. Tapi nanti akan kita konfirmasi ke pihak sekolah," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung, Agus Sujarwo, Kamis (20/5/2021).
Kepala SD Negeri Bejen, Roso, mengungkapkan bahwa para guru sempat menanyakan kondisi ALH. Pasalnya, ALH tak pernah terlihat mengumpulkan tugas ke sekolah. Para guru selalu bertemu dengan orang tua ALH saat pengumpulan tugas.
Di akhir Maret 2021, sekolah tersebut mengadakan uji coba sekolah tatap muka. Namun, ALH tidak datang.
ADVERTISEMENT
"Alasannya katanya di tempat mbahnya gitu, selalu di tempat mbahnya. Juga guru kelas 1 ke rumahnya, karena akhir-akhir ini dia tidak datang tidak mengumpulkan tugas, juga di jawab ke rumah mbahnya," katanya, Kamis (20/5/2021).
Pihak sekolah tidak menaruh curiga sebab mayoritas para gurunya sudah kenal baik dengan ibu korban, karena menjadi pelanggan jahitan ibunya AHL. Sehingga ketika di jawab di tempat mbahnya di Silengkung pihak sekolah percaya.
"Awalnya guru kelas 1 itu Bu Mutiah tapi hanya sampai bulan Maret karena pensiun. Tapi di bulan Maret sebelum pensiun Bu Mutiah sempat ke rumah Ais itu, ditanya lagi di tempat mbahnya ya sudah kita tidak bisa mendesak, apalagi belum ada pembelajaran tatap muka. Terus dilanjut guru wiyata bakti dan di Hari Raya Idul Fitri ditanyakan ke sana dijawab di rumah mbahnya juga," katanya.
ADVERTISEMENT