Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Ditolak Petani, Pembuatan Sirkuit Balap Motor di Temanggung Batal
7 November 2019 20:52 WIB
ADVERTISEMENT
Rencana pembuatan sirkuit grasstrack atau untuk balap motor di lahan subur milik Pemkab Temanggung di Desa Karanggedong, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung menemui kendala. Lantaran para petani penggarap melakukan penolakan, sebab merasa dilakukan secara mendadak oleh pihak panitia penyelenggara event, meski mengaku telah mendapat restu Bupati Temanggung, Muhammad Al Khadziq.
ADVERTISEMENT
Negosiasi alot antara petani penggarap lahan milik Pemkab Temanggung dengan panitia event grasstrack menemui jalan buntu. Pasalnya, dalam negosiasi antar kedua belah pihak tidak menemui kesepakatan. Dalam negosiasi yang ditengahi pihak Polsek dan Koramil Ngadirejo itu, pihak perwakilan penyelenggara event bersikeras dengan kemauannya agar sirkuit tetap dibuat karena terlanjur sudah melakukan promosi.
Sedangkan dari perwakilan petani penggarap lahan juga ngotot enggan lahan subur itu dirusak menggunakan alat berat, apalagi saat ini dilokasi seluas 6 hektare telah tumbuh pohon jambu, jagung, ketela, serai, jahe, kopi dan lain-lain. Petani juga sudah terlanjur mengeluarkan biaya tidak sedikit untuk bibit, pupuk, perawatan, dan penggarapan lahan.
"Membuat sirkuit kalau tidak ada event mau buat apa, sehingga Pak Bupati ngendiko dawuh (memerintahkan) kepada kami kapan mau dikerjakan (pembuatan sirkuitnya), jatuhnya pada hari ini mau dilaksanakan, tapi kemudian ada persoalan. November ini kita punya event nasional berkaitan dengan HUT Temanggung supaya ramai maka ini dalam rangka nyengkuyung event-nya Pak Bupati, menyenangkan Pak Bupati," kata salah satu perwakilan panitia Ahmad Saryono, Kamis (7/11/2019).
ADVERTISEMENT
Menurut dia mengapa pembuatan sirkuit ini harus dilakukan sebab sudah dilakukan publikasi kemana-mana untuk penyelenggaraan grastrack dan sudah terlanjur keluar uang banyak, termasuk menyewa backhoe Rp 600 ribu per hari. Dia berjanji akan mengakomodir masyarakat setempat misalnya uang parkir akan diberikan kepada warga, namun syaratnya event itu harus bisa digelar.
Pendamping Pengelola Lahan Desa Karanggedong, Nur Sholiqin, menuturkan para penggarap lahan merasa kecewa dengan Bupati Hadik, karena sebelumnya sama sekali tidak ada pemberitahuan jika lahan itu akan digusur dijadikan sirkuit balap motor. Padahal para petani yang tergabung dalam gapoktan Seger Lohjinawi sedang giat-giatnya mengelola lahan.
Dikatakan Iqin begitu sapaan akrabnya, petani sebenarnya telah mengelola lahan sejak zaman Bupati Sardjono. Lalu setelah era bupati berikutnya lahan ini dikelola oleh Perusda Aneka Usaha dan diberikan wewenang untuk menggarap kepada petani, tapi tanpa sepengetahuan petani oleh Perusda diserahkan kepada Bupati Hadik. Diakui memang secara hukum petani tidak punya hak apa-apa atas tanah negara itu, tapi secara moral semestinya bupati itu menemui petani dan memberi tahu bukan malah bersikap arogan.
ADVERTISEMENT
"Ada satu hal yang prinsip apakah bupati itu sudah mengikuti aturan yang diatur sendiri oleh bupati atau belum (prosedur membuat sirkuit dan event). Jika sudah tentu bupati akan menghormati institusinya di sini, ada Pak Kepala Desa, Pak RT, apa kepala desa dan masyarakat sudah mengizinkan pembuatan sirkuit. Ini yang membuat masalah jadi krusial karena bupati arogan," katanya dengan nada geram.
Yanto petani lain yang juga merupakan penggarap lahan pohon jambu bersikeras agar tidak dibuat sirkuit di lokasi perkebunan di kaki Gunung Sindoro itu, karena khawatir akan timbul dampak lingkungan lainnya seperti kerusakan lahan. Dia justru bertanya-tanya kenapa harus di sini sebab masih banyak lahan di tempat lain misalnya di tempat yang tanahnya tidak subur dan tidak digunakan.
ADVERTISEMENT
"Kita petani sudah mengeluarkan biaya tidak sedikit, njuk njenengan ngendiko arek nyenengke bupati. Bupati kan pun iso mangan pun turah pangan, nek kulo sak kanca butuh mangan (lalu Anda mengatakan akan menyenangkan Bupati. Bupati kan bisa makan dan kelebihan makanan, kalau saya dan teman-teman di sini perlu makan) ini tidak bisa dibantah kami orang yang masih butuh bantuan. Lha ini kok cuma mau nyenengke (menyenangkan) bupati saya tidak setuju,"katanya.
Kadus Karanggedong, Sabar, menuturkan, sebelumnya memang Bupati Hadik sudah pernah ke Karanggedong mengumpulkan para petani, akan tetapi sebenarnya belum ada kesepakatan dan izin jika lahan akan dibuat sirkuit. Tapi yang membuat warga kaget tahu-tahu di media sosial sudah ada postingan soal balap motor di lokasi tersebut, warga pun kemudian bereaksi keras mempertahankan lahan.
ADVERTISEMENT
"Yang saya tahu kemarin pas pertemuan Pak Bupati sama Pak Kades untuk status kepemilikan tanah itu milik pemda atau siapa belum jelas. Pak Kades minta silsilahnya tanah sampai sekarang belum dikasih. Sampai sekarang belum ada tembusan ke desa,"katanya.
Kapolsek Ngadirejo, Iptu Marimin juga mengaku tidak pernah tahu jika akan ada pembuatan sirkuit dan event balap motor, sebab belum pernah ada izin masuk ke institusinya selaku penanggung jawab wilayah keamanan. Akan tetapi dia menegaskan apabila memang akan ada kegiatan jangan sampai ada gesekan.
"Kalau dari Polsek, Koramil itu yang penting ada pemberitahuan, kita tidak masuk ke dalam ranah ini. Saya hanya menghadiri supaya tidak ada dampaknya gesekan antar masyarakat penyelenggara maupun dengan pemerintahan,"katanya. (ari)
ADVERTISEMENT