DPD RI Soroti Tol Jogja yang Berpotensi Gusur Pertanian Produktif

Konten Media Partner
13 Agustus 2019 21:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota DPD RI, Afnan Hadikusumo. Foto: atx.
zoom-in-whitePerbesar
Anggota DPD RI, Afnan Hadikusumo. Foto: atx.
ADVERTISEMENT
DPD RI Perwakilan DIY menyoroti perkembangan infrastruktur di wilayah DIY khususnya rencana pembangunan jalan tol yang menghubungkan Yogya dengan sejumlah daerah seperti Yogya-Solo juga Yogya-Bawen.
ADVERTISEMENT
“Kalau tol Yogya-Solo kami pikir tak ada persoalan dan bisa mendukung aksesbilitas. Namun untuk yang Yogya-Bawen atau yang keaaah Purworejo, kami khawatir di utara Yogya itu banyak lahan pertanian produktif yang jadi korban. Padahal itu lumbung pangan DIY,” ujar anggota DPD RI, Afnan Hadikusumo di sela rapat kerja DPD RI yang menghadirkan Kepolisian, Pemda DIY, Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWSO) dan Angkasa Pura 1 di Kantor DPD RI Yogyakarta, Selasa (13/8/2019).
Afnan merasa eman-eman atau sayang jika pembangunan tol akan ikut mengepras lahan pertanian produktif yang menjadi penyangga lumbung pangan DIY. “Sleman menjadi penyangga pangan DIY. Ketika banyak sawah berubah menjadi jalan akan saying sekali,” ujarnya.
Meskipun konsep jalan tol itu nanti elevated atau melayang namun Agnan menilai tak ada perbedaan signifikan. Karena tetap berpotensi mematikan lahan sawah di bawahnya dengan jalan lebih lambat saja.
ADVERTISEMENT
“Kami berharap untuk kawasan Sleman dan Bantul itu benar benar dikaji dan dibatasi untuk infrastrukturnya, terutama untuk pembebasan tanah. Itu sumber lumbung pangan, jadi harus dipikirkan,” ujarnya.
Sedangkan tol yang melalui Yogya-Purworejo untuk akses ke bandara YIA, menurut Afnan berpotensi mematikan potensi penghasilan warga yang dilalui proyek itu. Afnan mendesak proyek tol bandara yang menghubungkan Yogya-Purworejo cukup dengan kereta bandara.
General Manager PT AP 1 Agus Pandu Purnama mengatakan kebutuhan tol bandara menjadi satu kebutuhan seperti yang diterapkan bandara internasional berbagai negara.
“Terutama untuk mengurai kemacetan, terlebih Oktober ini semua penerbangan dari bandara Adisutjipto dipindah semua ke YIA,” ujarnya. (atx/adn)